Khilafah Islamiyyah Versus The New World Order

Posted by Noer Rachman Hamidi on Sunday, June 15, 2014

Ahad, 16 Sya'ban 1435 H / 15 Juni 2014

Khilafah Islamiyyah Versus The New World Order
Ihsan Tandjung – Kamis, 22 Rajab 1435 H / 22 Mei 2014 07:35 WIB

Setiap muslim yang cukup rajin belajar agama, atau yang terlibat dengan pergerakan Islam, umumnya mengenal istilah Khilafah Islamiyyah. Khilafah Islamiyyah merupakan lembaga politik kenegaraan milik ummat Islam yang telah eksis belasan abad sejak Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم memimpinnya pertama kali berbasis di kota Madinah Al-Munawwarah hingga runtuhnyasecara resmi khilafah terakhir berupa Kesultanan Utsmani Turki yang bubar pada tahun 1924 atau 1342 hijriyyah.

Dewasa ini dunia Islam terpecah-belah menjadi aneka nation-states (negara berdasarkan kebangsaan) tidak seperti Khilafah Islamiyyah yang menyatukan kaum muslimin dari berbagai bangsa dan wilayah berdasarkan ikatan aqidah kalimat Tauhid لا اله الا الله dan sunnah Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم . Sebenarnya realitas ummat Islam selama belasan abad di bawah naungan Khilafah tidaklah sepenuhnya konstan dalam kebaikan. Ada gradasi yang -perlahan tapi pasti- memperlihatkan suatu dekadensi hingga senanglah kaum kuffar menyaksikan runtuhnya Khilafah dan tercerai-berainya kaum muslimin seperti dewasa ini. Hal ini telah diprediksikan oleh rasulullah صلى الله عليه و سلم lima belas abad yang lalu:

لَيُنْقَضَنَّ عُرَى الْإِسْلَامِ عُرْوَةً عُرْوَةً

فَكُلَّمَا انْتَقَضَتْ عُرْوَةٌ تَشَبَّثَ النَّاسُ بِالَّتِي

تَلِيهَا وَأَوَّلُهُنَّ نَقْضًا الْحُكْمُ وَآخِرُهُنَّ الصَّلَاةُ

Dari Abu Umamah Al Bahili dari Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda: "Sungguh ikatan Islam akan terurai simpul demi simpul. Setiap satu simpul terurai maka manusia akan bergantungan pada simpul berikutnya. Yang pertama kali terurai adalah simpul hukum dan yang paling akhir adalah simpul sholat."(AHMAD – 21139)

Penegakkan hukum Allah سبحانه و تعالى telah mengalami dekadensi dari masa ke masa. Pada babak paling awal penegakkan hukum berlangsung prima karena baik personpemimpin maupun konstitusi Daulah Islamiyyah langsung di tangani oleh Rasulullah Muhammad صلى الله عليه و سلم , teladan utama orang-orang beriman. Kemudian pada babak berikutnya ummat Islam menyaksikan penegakkan hukum yang masih tetap baik –walau tentunya tidak se-prima di masa Nabi صلى الله عليه و سلم – di bawah person pemimpin yang dijuluki al-Khulafa ar-Rasyidun dan konstitusi Khilafah Islamiyyah, terdiri dari para sahabat utama Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalibradhiyallahu 'anhum.

Lalu pada babak selanjutnya penegakkan hukum mulai mengalami masalah karena antara person pemimpin dan konstitusi Khilafah Islamiyyah tidak selalu sinkron.Person pemimpin terdiri dari para khalifah yang dijuluki Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم sebagai para Mulkan 'Aadhdhon (para penguasa yang menggigit). Namun konstitusi Khilafah Islamiyyah masih baik karena secara formal tetap berlandaskan Islam di mana berbagai urusan dirujuk kepada Allah (Al-Qur'an) dan RasulNya (As-Sunnah). Dalam sejarah dikenal sebagai era berbagai kerajaan Islam, terutama tiga di antaranya yang sangat menonjol yaitu Dinasti Bani Ummayyah, Dinasti Bani Abbasiyyah dan Kesultanan Turki Utsmani. Pada masa yang berlangsung hampir 13 abad itu person pemimpinnya bermasalah, namun konstitusi Khilafah Islamiyyah masih relatif cukup Islami.

Namun sesudah itu masuklah ummat Islam ke dalam babak yang paling kelam dalam sejarahnya di mana baik person pemimpin maupun konstitusi lembaga kenegaraansungguh bermasalah. Inilah era yang oleh Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم disebut era kepemimpinan Mulkan Jabbriyyan (para penguasa yang memaksakan kehendak). Dan inilah era di mana dunia modern ini berada. Dunia Islam tercabik-cabik ke dalam berbagaination-states. Tidak ada satu wilayah tunggal ummat Islam yang memberlakukan hukum Allah سبحانه و تعالى . Tidak ada satu blok tunggal kekuatan ummat Islam yang memelihara izzul Islam wal muslimin (kemuliaan Islam dan kaum muslimin). Sedangkan kepemimpin dunia justeru berpindah gilirannya ke tangan kaum kuffar yakni the western civilization, dengan kekuatan kaum yahudi-nasrani sebagai komandannya. Oleh karenanya seringkali disebut juga sebagai the judeo-christian civilization.

Pada babak yang kelam ini dunia berjalan menuju kegelapan karena komandannya tidak memiliki cahaya penerang apapun untuk menunjuki jalan manusia ke arah tujuan semestinya. Malah para pemimpinnya justeru mengajak ummat manusia –termasuk ummat Islam- memasuki lubang biawak kebinasaan di dunia apalagi di akhirat. Persis sebagaimana diprediksikan oleh Rasulullah صلى الله عليه و سلم :

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

قَالَ لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ قَبْلَكُمْ

شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ

حَتَّى لَوْ سَلَكُوا جُحْرَ ضَبٍّ

لَسَلَكْتُمُوهُ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ

الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ

"Kamu akan mengikuti perilaku/tradisi/sistem hidup orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga kalau mereka masuk ke lubang biawak pun kamu ikut memasukinya." Para sahabat lantas bertanya, "Apakah yang anda maksud orang-orang Yahudi dan Nasrani, ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Siapa lagi (kalau bukan mereka)?" (HR Bukhary 3197)

Tetapi ada suatu pertanyaan mendasar yang perlu diajukan. Mengapa ummat Islam mengikutiperilaku/tradisi/sistem hidup kaum yahudi dan nasrani? Sesungguhnya dekadensi di bidang penegakkan hukum Allah سبحانه و تعالى bukanlah suatu fenomena yang berdiri sendiri. Ia tidak hanya berkenaan dengan hadir-tidaknya person pemimpin yang bermasalah serta berlaku tidaknya konstitusi Khilafah Islamiyyah di dalam tubuh kaum muslimin. Tetapi ia sangat dipengaruhi oleh kondisi kejiwaan dan mental kaum muslimin secara keseluruhannya yang telah dijangkiti suatu penyakit kronis yang telah disinyalir oleh Rasulullah صلى الله عليه و سلم . Penyakit itu bernama al-wahan. Artinya cinta dunia dan takut menghadapi kematian. Dan penyakit ini bukan hanya muncul di tengah kaum muslimin sesudah runtuhnya secara resmiKhilafah Islamiyyah pada tahun 1924. Tetapi bibit-bibit penyakit ini telah hadir sejak lama sebelum hal itu terjadi. Runtuhnya khilafah hanyalah merupakan faktor pemicu yang menyebabkan kian ganasnya virus penyakital-wahan berkembang di dalam tubuh kaum muslimin seperti yang dapat kita saksikan dewasa ini.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ

عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوشِكُ الْأُمَمُ

أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى

الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ

وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ

بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ

غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ

مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ

وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ

فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ

قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ

Bersabda Rasulullahصلى الله عليه و سلم"Hampir tiba masanya kalian diperebutkan seperti sekumpulan pemangsa yang memperebutkan makanannya." Maka seseorang bertanya: "Apakah karena sedikitnya jumlah kita?" "Bahkan kalian banyak, namun kalian seperti buih mengapung. Dan Allah telah mencabut rasa gentar dari dada musuh kalian terhadap kalian. Dan Allah telah menanamkan dalam hati kalian penyakit Al-Wahan." Seseorang bertanya: "Ya Rasulullah, apakah Al-Wahan itu?" Nabi صلى الله عليه و سلمbersabda: "Cinta dunia dan takut akan kematian." (HR Abu Dawud 3745)

Fihak kaum kuffar pada hakekatnya tidak akan pernah sanggup melakukan apapun terhadap 'izzul Islam wal muslimin (kemuliaan Islam dan kaum muslimin) andaikan ummat ini benar-benar beriman dan yakin akan janji Allah سبحانه و تعالى berupa ihdal-husnayain(meraih salah satu dari dua kebaikan) yakni'isy kariiman au mut syahiidan (hidup mulia di bawah naungan syariat Allah atau menggapai mati syahid).

قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلا مَا كَتَبَ اللَّهُ

لَنَا هُوَ مَوْلانَا وَعَلَى اللَّهِ

فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

قُلْ هَلْ تَرَبَّصُونَ بِنَا

إِلا إِحْدَى الْحُسْنَيَيْنِ

Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal." Katakanlah: "tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi kami, kecuali ihdal-husnayain (salah satu dari dua kebaikan)." (QS At-Taubah 51-52)

Dalam kitab tafsir Fathul Qadir dikatakan bahwa makna salah satu dari dua kebaikanialah:

إما النصرة أو الشهادة

"Atau kemenangan atau mati syahid".

Sepanjang sejarah Islam fihak musuh senantiasa berusaha menghilangkan gairah kaum muslimin untuk meraih salah satu dari dua kebaikan di atas. Mereka melakukan segala upaya untuk memadamkan semangat perjuangan kaum muslimin. Bayangkan, mereka sampai perlu melansir perang Salib selama dua abad (dua ratus tahun)! Namun ummat Islam semakin diperangi semakin menjadi-jadi semangat berperangnya (baca: hubbul-jihad wa asy-syahadah/ cinta jihad dan mati syahid). Kalimat legendaris yang diucapkan Panglima Khalid bin Walid ra ketika memimpin pasukan Islam yang jauh lebih sedikit jumlahnya daripada pasukan Romawi telah menginspirasi pasukan Islam sepanjang zaman:

جئت بأناس يحبون

الموت كما تحبون الحياة

"Aku datang dengan sejumlah manusia yang mencintai kematian melebihi kalian (hai kaum Romawi) dalam mencintai kehidupan…!"

Akhirnya kaum yahudi-nasrani merubah strategi mereka menghadapi kaum muslimin. Mulailah era al-ghazwu al-fikri (perang ideologis) diterapkan menghadapi kaum muslimin. Mulailah mereka meracuni hati dan fikiran kaum muslimin melalui harta, wanita dan perebutan tahta antara sesama muslimin. Mulailah politik belah bambu alias devide et empera diterapkan. Mulailah berbagai ideologi asing buatan kaum kuffar diperkenalkan dan dipromosikan oleh para orientalis yang belajar Islam untuk dijadikan pembungkus kebusukan berbagai ideologi menyesatkan tersebut. Mulailah mereka memperkenalkan makna-makna baru lagi sesat terhadap berbagai istilah Islam yang sudah lama disepakati pemahamannya oleh kaum muslimin sejak dahulu kala. Akhirnya tersebarlah di tengah ummat Islam makna-makna asing lagi menyesatkan terhadap kata-kata seperti al-jihad fi sabilillah, rahmatan lil 'aalamiin, dien, 'ibadah, rabb dan ilah.

Alhasil dekadensi di dalam tubuh ummat Islam tidak hanya terjadi pada bab penegakkan hukum semata. Tetapi dekadensi di berbagai bidang lainnya turut menyempurnakan keruntuhan 'izzul Islam wal muslimin (kemuliaan Islam dan kaum muslimin). Sehingga kaum kuffarpun akhirnya menikmati buah ketidak-loyalan kaum muslimin terhadap agama Allah سبحانه و تعالى dan sunnah Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم . Maka mulailah babak paling kelam dalam sejarah Islam berlangsung.

Di babak ini kaum yahudi dan kaum nasrani (yang telah ter-yahudi-kan) sangat ingin memastikan bahwa ummat manusia –apalagi ummat Islam- tidak pernah lagi boleh menengok ke belakang. Ummat Islam harus diharamkan berfikir menghidupkan kembali ide Khilafah Islamiyyah. Sebab ia telah menjadi sejarah dan harus tetap tersimpan dalam lembaran sejarah semata. Sementara itu kaum kuffar selanjutnya leluasa mempersiapkan dunia dengan sebuah grand-design yang sudah lama mereka rencanakan berupa ide pembentukan sebuah sistem global tunggal bernama Novus Ordo Seclorum alias the New World Order (tatanan dunia baru). Bahkan secara lebih spesifik namun tersamar kaum yahudi telah mencanangkan bahwa NOS sesungguhnya dibangun dalam rangka menyambut kehadiran sang pemimpin yang mereka nanti-nantikan sejak lama yaitu si mata tunggal alias Ad-Dajjal. Oleh karenanya kita temukan beberapa statement dari para pemimpin mereka seperti misalnya:

Henry Kissinger: "…apa yang dinamakan terorisme di Amerika, tapi sebenarnya adalah kebangkitan Islam radikal terhadap dunia secular, dan terhadap dunia yang demokratis, atas nama pendirian kembali semacamKekhalifahan."

Pada tanggal 5 Oktober 2005, Menteri Dalam Negeri Inggris, Charles Clarkemenyampaikan pidato tentang Perang Melawan Terorisme di The Heritage Foundation (sebuah pusat kajian neo konservatif di Washington DC ). Dimana dia menyatakan:

"Apa yang mendorong orang-orang itu adalah ide-ide. Dan berbeda dengan gerakan kebebasan di era pasca Perang Dunia II di banyak belahan dunia, ide-ide itu bukanlah untuk menggapai ide-ide politik seperti kemerdekaan nasional dari penjajahan, atau persamaan bagi semua penduduk tanpa membedakan suku dan keyakinan, atau kebebasan berekspresi tanpa tekanan totaliter. Ambisi-ambisi itu adalah, paling tidak secara prinsip, bisa dirundingkan dan dalam banyak hal telah dimusyawarahkan. Namun, tidak ada perundingan bagi pendirian kembaliKhilafah; tidak ada perundingan bagi penerapan Hukum Syariah; dan tidak ada perundingan tentang penindasan atas persamaan antara laki-laki dan perempuan; tidak ada perundingan untuk mengakhiri kebebasan berbicara. Nilai-nilai itu adalah sangat fundamental bagi peradaban kami dan tidak dimungkinkan adanya perundingan."

Dalam pidatonya di awal bulan November 2005 George Bush Jr menyatakan bahwa kaum militant sedang berusaha untuk mendirikan sebuah "kekaisaran Islam radikal":

"Ide membunuh dari kaum Islam radikal adalah tantangan yang besar di abad baru kita. Sama seperti ideology komunisme, musuh kita yang baru ini mengajarkan bahwa individu yang tidak berdosa bisa dikorbankan untuk bisa menjalankan visi politik. Kaum militan percaya bahwa mereka dapat menyatukan kaum muslimin dengan cara menguasai Negara, sehingga dengan cara itu mereka menumbangkan semua pemerintahan moderat di wilayah dan mendirikan sebuahkekaisaran Islam yang membentang dari Spanyol hingga Indonesia."

Sedangkan berkenaan dengan NOS, kita temukan suatu pernyataan dari Bush Seniordi tahun 1991 yang ternyata dibuktikan sebaliknya pada dekade berikutnya. Pernyataannya di antaranya sebagai berikut:

"Until now, the world we've known has been a world divided – a world of barbed wire and concrete block, conflict and cold war.

Now, we can see a new world coming into view. A world in which there is the very real prospect of a new world order. In the words of Winston Churchill, a "world order" in which "the principles of justice and fair play … protect the weak against the strong …" A world where the United Nations, freed from cold war stalemate, is poised to fulfil the historic vision of its founders. A world in which freedom and respect for human rights find a home among all nations.

The Gulf war put this new world to its first test, and, my fellow Americans, we passed that test."

Jelaslah bahwa para pendukung the New World Order memiliki agenda yang sangat berbeda –bertentangan lebih tepatnya- dengan kaum muslimin yang faham dan bangga akan sejarahnya. Tidak ada muslim-mukmin yang bisa melupakan masa lalunya. Sebab kendati Khilafah Islamiyyah sudah tiada, namun karena ia telah berlangsung belasan abad sulit untuk begitu saja dilupakan. Sedangkan hegemoni Novus Ordo Seclorum alias Sistem Dajjal belum ada seabad. Dan para pengusung sistem batil ini masih berjuang keras memastikan dan memuluskan eksistensinya. Mereka sangat khawatir jika sebelum pemimpin mereka datang, yakni Ad-Dajjal, ummat Islam keburu bangun kembali dari tidur mereka dan bergerak bangkit mewujudkan kembaliKhilafah Islamiyyah yang diyakini berlandaskan Kitabullah Al-Qur'anul Karim dan As-Sunnah An-Nabawiyyah.

Bagi muslim-mukmin yang sadar, maka urusan tegaknya kembali Khilafah Islamiyyah bukanlah sekedar mengenang kembali nostalgia masa lalu. Urusan ini berkaitan erat dengan iman dan keyakinan akan janji Allah سبحانه و تعالى yang tidak pernah berdusta serta prediksi Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم mengenai skenario Akhir Zaman yang tidak pernah meleset. Betapapun tampak digdayanya kekuatan kaum kuffar barat, kaum yahudi-nasrani serta para antek kaki-tangan mereka dari sebagian kaum musyrikin dan munafikin yang telah berhasil mereka rekrut dengan kebijakan stick and carrot.

Urusan siapa yang Allah سبحانه و تعالى izinkan memimpin dunia adalah urusan giliran. Ada kalanya Allah سبحانه و تعالى percayakan kepada kaum beriman dan ada kalanya dipercayakan kepada kaum kuffar. Dewasa ini giliran sedang Allah سبحانه و تعالى serahkan kepada kaum kuffar. Ummat Islam wajib bersabar dan melipat-gandakan kesabaran. Kesabaran untuk terus menyempurnakan persiapan diri, keluarga dan ummat di berbagai bidang, sejak dari bina al-iman wa at-tauhid hinggabina ad-da'wah wa al-jihad. Kesabaran untuk tidak mudah tergoda oleh rayuan pengusung NOS yang membujuk ummat Islam untuk memandang baik berkompromi dan kerja-sama dengan NOS guna memelihara nilai-nilai Sistem Dajjal. Kesabaran untuk tidak terjerembab ke dalam berbagai fitnah zaman yang telah meliputi segenap aspek kehidupan manusia. Fitnah yang telah meliputi aspek ideologi, politik, sosial, budaya, ekonomi, militer, pendidikan, hukum, kesehatan, informasi dan lain-lainnya.

Babak ini boleh jadi merupakan babak di mana ummat Islam sedang babak belur, tetapi ia bukan alasan untuk membiarkan diri mengembangkan defeated mentality (mental pecundang) sehingga kemenangan kaum kuffar sedemikian menyilaukan sehingga seorang muslim menggunakan kaedah if you can't beat them, then you join them (jika kamu tidak dapat mengalahkan mereka, maka bergabung sajalah dengan mereka). Sehingga kita mendengar mereka yang sedemikian rupa tersilaukan melihat kedigdayaan kaum kuffar tega secara terang-terangan mengungkapkan hilangnya kepercayaan diri terhadap perlunya institusi Khilafah Islamiyyah. Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji"uun. Padahal Rasulullah صلى الله عليه و سلم dengan jelas menyatakan bahwa sesudah babak yang penuh fitnah ini, niscaya Allah سبحانه و تعالى akan izinkan tegaknya kembali Khilafah Islamiyyah berdasarkan manhaj Kenabian.

تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ

مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ

ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا

ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ

النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ

أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا

إِذَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَرْفَعَهَا

ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا

فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ

أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا

إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا

ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً

فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ

أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا

إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا

ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ

النُّبُوَّةِ ثُمَّ سَكَتَ

"Akan berlangsung nubuwwah (kenabian) di tengah-tengah kalian selama kurun waktu tertentu yang Allah kehendaki lalu Dia mengangkatnya (berakhir) bila Dia menghendaki untuk mengakhirinya. Kemudian berlangsung khilafah menurut manhaj kenabian selama kurun waktu tertentu yang Allah kehendaki lalu Dia mengangkatnya bila Dia menghendaki untuk mengakhirinya Kemudian berlangsung para Mulkan 'Aadhdhon (para penguasa yang menggigit) selama kurun waktu tertentu yang Allah kehendaki lalu Dia mengangkatnya bila Dia menghendaki untuk mengakhirinya Kemudian berlangsung kepemimpinan Mulkan Jabbriyyan (para penguasa yang memaksakan kehendak) selama kurun waktu tertentu yang Allah kehendaki lalu Dia mengangkatnya bila Dia menghendaki untuk mengakhirinya Kemudian akan berelangsung kembali khilafah menurut manhaj kenabian. Kemudian beliau berhenti". (AHMAD – 17680)

Boleh jadi Allah سبحانه و تعالى tidak izinkan kita mengalami hidup di bawah naungan Khilafah Islamiyyah. Yang paling penting ialah memastikan diri dan keluarga kita menjadi bagian dari ummat islam yang dipercaya Allah سبحانه و تعالى untuk turut serta mempersiapkan dan memperjuangkannya di atas jalan yang lurus dan benar. Bukan malah menjadi bagian dari mereka yang justeru turut melestarikan dan memandang final The New World Order yang sejatinya merupakan Sistem Dajjal dalam rangka menyambut kedatangan si puncak fitnah, yakni Ad-Dajjal. Wa na'udzu billaahi min dzaalika…!‎ Description: Khilafah Islamiyyah Versus The New World Order
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Khilafah Islamiyyah Versus The New World Order
SelengkapnyaKhilafah Islamiyyah Versus The New World Order

Sebuah kisah dalam memilih Pemimpin

Posted by Noer Rachman Hamidi on Saturday, June 14, 2014

Pilpres sebentar lagi, itu artinya akan ada perhelatan akbar di negeri ini untuk menentukan siapa yang kelak menahkodai Indonesia, khususnya umat islam yang merupakan umat mayoritas di negeri ini. Tahun ini, hanya ada dua kandidat pasangan capres dan cawapres. Masing-masing dari pasangan tersebut memiliki basis massa yang berbeda-beda. Prabowo-Hatta dengan koalisi merah putihnya, didominasi oleh partai yang berlatar belakang "partai islam". Sedangkan Jokowi-JK, didukung oleh partai nasionalis berbasis sekuler, walaupun ada juga satu partai yang katanya berbasis islam yang memberikan dukungannya kepada pasangan Jokowi-JK.

Pada kedua pasangan capres dan cawapres tersebutlah, rakyat Indonesia menaruh harapan. Rakyat berharap, siapapun pemimpinnya, yang penting mampu memberikan rasa aman, kesejahteraan, serta keadilan kepada mereka.

Pertanyaannya, mungkinkah hal itu dapat terwujud ? Kita lihat saja nanti.

Ah, mungkin masih terasa dalam ingatan kita tentang satu nama seorang pemimpin umat, yang pada masa pemerintahannya tak ditemukan kemiskinan. Bahkan, penjara pun sepi dari para pelaku tindak kejahatan. Dialah Umar bin Abdul Aziz.

Seorang pemimpin dari kalangan Bani Umayyah. Beliau adalah pemimpin yang menebarkan keadilan, memberikan rasa aman, serta mampu mensejahterakan rakyat yang dipimpinnya.

***

Kala itu, ketika dirinya baru saja dilantik menjadi khalifah, datanglah sejumlah pengawal dengan membawakan kendaraan khusus untuk khalifah. Ketika kendaraan itu sudah tiba dihadapan, sang halifah justru berpaling darinya, dan lebih memilih untuk menaiki kendaraannya yang lama. Al Hakam bin Umar berkata " Saya menyaksikan orang-orang yang datang dengan kendaraan khusus kepada Umar bin Abdul Aziz saat dia diangkat menjadi khalifah. namun dia justru berkata "kirim kendaraan-kendaraan itu ke pasar, dan juallah, kemudian hasil dri penjualannya simpanlah di baitul mal. Aku, cukup naik kendaraanku ini saja".

Umar bin Abdul Aziz merupakan pemimpin yang takut kepada Tuhannya. Saking takutnya terhadap Sang Maha Khaliq, dia senantiasa menitikan air mata disepanjang harinya. Beliau mengkhawatirkan tentang kepemimpinannya. Beliau khawatir, jika ada sebagian dari rakyatnya yang merasakan ketidakadilan karena kepemimpinannya.

Fathimah, istri Umar bin Abdul Aziz pernah menemui suaminya dalam keadaan menangis, hingga airmatanya berlinang membasahi janggutnya. Umar bin Abdul Aziz berkata kepada istrinya, "Wahai Fathimah, sesungguhnya saya memikul beban umat Muhammad dari yang hitam sampai yang merah. Dan saya memikirkan persoalan orang-orang fakir dan kelaparan, orang yang sakit dan telantar, orang yang tidak punya pakaian dan orang yang tersisihkan, yang teraniaya dan yang terintimidasi, yang terasing dan yang ditawan, yang tua dan yang jompo, yang memiliki banyak kerabat, namun hartanya sedikit, dan orang-orang yang serupa dengan itu di seluruh pelosok negeri. Saya sadar dan tahu, bahwa Tuhanku akan menanyakan kelak di Hari kiamat. Saya khawatir, saat itu saya tidak memiliki alasan buat Tuhanku. Maka, menangislah saya"

Begitulah, ketika pemimpin suatu negeri mendahulukan rasa takut kepada Tuhannya, maka disaat yang bersamaan, dia pun akan selalu berusaha memenuhi amanahnya kepada rakyat yang dipimpinnya, terlebih lagi janji kepada Tuhannya.

Pada masa kepemimpinan beliau, rakyatnya tidak merasakan kelaparan, negerinya makmur, semua berkat ketaatan pemimpin, dan ketundukan rakyatnya terhadap aturan Allah swt.

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi…(Al A'raaf : 96)

Kita butuh pemimpin yang menirukan apa yang Umar bin Abdul Aziz lakukan. Benar-benar merakyat tanpa dibuat-buat, benar-benar dapat mensejahterakan tanpa pencitraan.

Umar bin Abdul Aziz sangat menyadari kedudukan beliau sebagai sorang pemimpin. Seperti yang pernah disampaikan oleh kakek buyutnya yang juga seorang pemimpin, Umar bin Khatab ra. bahwasannya beliau pernah berkata "pemimpin suatu kaum adalah pelayan bagi kaumnya". Itulah konsep seorang pemimpin dalam islam. pemimpin yang melayani, bukan pemimpin yang selalu minta untuk dimengerti oleh rakyatnya.

Kenaikan BBM, rakyat yang disuruh mengerti, aset negara dijual ke asing rakyat pun disuruh untuk mengerti. Hingga kemiskinan yang merajarela pun rakyat yang disuruh untuk mengerti dengan kondisi pemimpinnya saat ini. Ingat, Umar bin Abdul Aziz dapat membangun negerinya dengan penuh keadilan dan kemakmuran, hanya membutuhkan waktu kurang dari 3 tahun. Di Indonesia, 32 tahun kepemimpinan otoriter rezim Soeharto, dan 10 tahun kepemimpinan era demokrasi pasca reformasi yang dipegang oleh SBY, tetap tak dapat menjadikan negeri ini makmur, adil, sejahtera. Karena memang, para pemimpin yang pernah menahkodai negeri ini, mengesampingkan rasa takutnya kepada Allah swt. dan justru takut kepada penguasa asing pengusung kapitalisme.

Kekayaan alam negeri ini, bukan dikelola secara mandiri, agar hasilnya kelak dikembalikan kepada rakyat, tapi yang ada malah diberikan kepada pihak asing.

Riba dimana-mana seakan menjadi hal yang halal, padahal itu jelas diharamkan. Praktek prostitusi menjadi barang yang mudah untuk ditemukan di negeri ini, bahkan dipelihara sebagai aset penghasilan lewat pajak bangunan yang digunakan sebagai tempat mesum tersebut. Kepemimpinan ala demokrasi, pada akhirnya hanya akan menghasilkan pemimpin yang menjadi jongos para kapitalis.

Bangsa ini butuh seorang pemimpin seperti Umar bin Abdul Aziz, dengan sistem pemerintahan yang juga mendukung untuk menghasilkan pemimpin semacam beliau. Hanya dengan khilafah islam lah yang memungkinkan lahirnya sosok pemimpin seperti Umar bin Abdul Aziz. Bukan dari sistem demokrasi, yang memasung hak-hak Tuhan sebagai pengatur dan pencipta alam semesta beserta hukum-hukum yang terdapat didalamnya.

Berikut adalah khutbah yang disampaikan oleh Umar bin Abdul Aziz tatkala dirinya dibai'at sebagai khalifah :

"Wahai hadirin sekalian, sesungguhnya tidak ada satu kitab suci apapun setelah Al-Qur'an, dan tidak akan ada Nabi setelah Muhammad. Ketahuilah bahwa saya bukan pembuat undang-undang. Saya hanyalah orang yang melaksanakan dan bukan pula orang yang membuat ajaran-ajaran baru (bid'ah), saya hanyala sebagai pengikut.

Saya bukan sebagai orang yang terbaik diantara kalian, justru saya adalah orang yang memikul beban demikian berat. Sesungguhnya seorang yang melarikan diri dari pemimpin yang zhalim, dia bukanlah orang yang zhalim. Ketahuilah, bahwa tidak ada ketaatan kepada makhluk apabila dia berada dalam maksiat.

Semoga kita dapat mengerti, bahwa perkara kepemimpinan bukanlah perkara yang sepele. Ini adalah perkara yang kelak akan menentukan baik atau buruknya suatu bangsa.

Ingatlah, bahwa sumber kebaikan, hanya datang dari Allah swt, Tuhan semesta alam. Peraturan yang baik, adalah peraturan yang berjalan sesuai dengan aturan-Nya. Dan pemimpin yang baik, adalah pemimpin yang ingin menerapkan syariat-Nya.

Kita semua merindukan sosok seperti Umar bin Abdul Aziz, guna mengatur urusan umat ini menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya. Bukan pemimpin yang hadir lewat pencitraan, atau pemimpin yang hanya datang bila ada kepentingan.

Bijaklah dalam memilih pemimpin, pilihlah pemimpin yang mau menerapkan syariat islam secara kaffah. Bila tak ada pemimpin yang seperti itu, maka berdiam dari memilih pemimpin yang sama-sama tidak takut kepada Tuhannya, adalah lebih baik, sekalipun memilih pemimpin yang kecil mudharatnya. Ketahuilah, dalam demokrasi tak ada yang kecil mudharatnya, karena sesungguhnya, demokrasi itu sendiri merupakan kemudharatan yang besar.

Sumber cerita : Tarikh Khulafa – Imam As Suyuthi‎ Description: Sebuah kisah dalam memilih Pemimpin
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Sebuah kisah dalam memilih Pemimpin
SelengkapnyaSebuah kisah dalam memilih Pemimpin

Allah Menjadikan Penguasa sesuai Keadaan Rakyatnya

Posted by Noer Rachman Hamidi on Friday, June 6, 2014

Allah Menjadikan Penguasa sesuai Keadaan Rakyatnya

Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan penguasa-penguasa sesuai dengan keadaan rakyatnya. Allah berfirman:

وَكَذَلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضاً بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ (الأنعام: ١٢٩)

"Dan demikianlah Kami jadikan sebagian orang-orang yang zalim itu menjadi teman bagi sebahagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan." (QS Al-An'am [6]: 129)

Allah menyebutkan dalam ayat ini, sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Imam Ath-Thurthusy, bahwasanya Allah akan memberikan kepada suatu kaum pemimpin yang sama dengan mereka.

Apabila kita menginginkan supaya kita diberikan pemimpin yang baik, yang adil, yang melaksanakan hukum-hukum Allah, tentulah rakyatnya pun juga menjadi rakyat-rakyat yang beriman, yang bertakwa, yang takut kepada Allah, dan senantiasa istighfar (memohon ampun) kepadaNya.

Dahulu, 'Abdul Malik bin Marwan berkata kepada rakyatnya:

أنصفونا يا معشر الرعية، تريدون منا سيرة أبي بكر وعمر! ولا تسيرون فينا ولا في أنفسكم بسيرة رعية أبي بكر وعمر!

"Wahai rakyatku, bersikaplah adil (kepada kami, penguasa kalian)! Kalian menginginkan supaya kami sebagai pemimpin seperti Abu Bakar dan Umar, tapi kalian sendiri kepada kami dan kepada diri kalian sendiri tidak seperti rakyat Abu Bakar dan Umar!"

Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan kepada siapa yang Allah kehendaki dari penguasa-penguasa. Kewajiban kita hanyalah meminta kepada Allah, agar Allah tidak menguasakan kepada kita penguasa yang tidak menyayangi rakyatnya.

‎ Description: Allah Menjadikan Penguasa sesuai Keadaan Rakyatnya
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Allah Menjadikan Penguasa sesuai Keadaan Rakyatnya
SelengkapnyaAllah Menjadikan Penguasa sesuai Keadaan Rakyatnya

GeBukBush

Posted by Unknown

Description: GeBukBush
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: GeBukBush
SelengkapnyaGeBukBush

Bersama Saddam Husein.

Posted by Unknown

Description: Bersama Saddam Husein.
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Bersama Saddam Husein.
SelengkapnyaBersama Saddam Husein.

Photo di Benteng Marlborough, Bengkulu.

Posted by Unknown on Thursday, June 5, 2014

Description: Photo di Benteng Marlborough, Bengkulu.
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Photo di Benteng Marlborough, Bengkulu.
SelengkapnyaPhoto di Benteng Marlborough, Bengkulu.

Laporan Perjalanan ke Bengkulu.

Posted by Unknown

Laporan Perjalanan ke Bengkulu. 
Menghadiri Pelepasan Perdana SDIT 'Aisyiyah Taman Harapan
Curup, Rejang Lebong, Bengkulu.
Oleh : dra.sri muryani ilham, MAg  dan  dra.suwarni, MPd.


Keberangkatan.

1.  Hari Jum'at tgl30 Mei 2014. Berangkat dari  Bandara Soekarno Hatta dengan pesawat  Lion Air yang mengalami delay 45 menit, berangkat pk 13. 35 dan tiba di bandara Fatmawati Bengkulu pk 14.50. Bengkulu adalah  tempat kelahiran ibu Fatmawati Soekarno, Bengkulu juga dikenal dengan nama Bumi Rafflesia.
Dijemput oleh ketua PWA ibu  Yuslidar, ibu Niswani dan ibu Suryadarma. Setelah        
makan  ikan bakar dan es kelapa muda  di RM Minora lalu menuju  Curup dengan
perjalanan selama 3 jam dari Bengkulu, langsung menuju Hotel Griya Anggita, disambut oleh panitya  pelepasan SDIT 'Aisyiyah. Mandi di hotel kemudian makan malam di RM Padang, kemudian berangkat ke Panti Asuhan 'Aisyiyah.

Jalannya Acara.

2. Malam hari pertemuan  di Panti  Asuhan Aisyiyah, disana telah berkumpul para pengurus  Aisyiyah, pengurus panti ibu Yanti cs  dan para guru. Hadir  pula wakil PDM Rejang Lebong bapak Karim dan Direktur SDITA bapak Mardiyono.
Tema acara adalah silaturahim dan sharing tentang masalah organisasi dan pendidikan. Ibu Sri Ilham memberikan pengarahan tentang pendidikan Agama dan ibu Suwarni ttg pendidikan  umum.
Juga  mendiskusikan  tentang kiat-kiat agar modal yang didapat dari hutang di Bank bisa cepat terbayar, antara lain kdengan memperbanyak  kuantitas atau jumlah murid serta  upaya-upaya yang dapat menarik masyarakat untuk memasukkan anak-anaknya ke sekolah 'Aisyiyah.  Peningkatan sumber daya para pendidik dan tenaga kependidikan melalui training, studi banding dan promosi melalui media sekolah dll.

3.  Hari Sabtu tgl.31 Mei adalah hari "H" acara Pelepasan Perdana Siswa SDIT 'Aisyiyah di Aula RESC Kompleks SDITA, acara yang dikemas sangat spektakuler, sekaligus dikaitkan dengan peringatan Satu Abad 'Aisyiyah dan persiapan pembukaan SMP Kreatif 'Aisyiyah pada tahun pelajaran  1014/2015. . Siswa yang dilepas sebanyak 53 orang , Murid baru 195 orang, jumlah siswa  seluruhnya 785 orang.
Adapun SMP Kreatif Aisyiyah telah menerima pendaftaran murid baru sebanyak 63 orang.
Acara Pelepasan SDIT 'Aisyiyah sangat meriah dan dihadiri berbagai pihak, yaitu PPA Majelis Dikdasmen, PWA Bengkulu dan Majelis, PDM Rejang Lebong, Dinas Pendidikan, UPTD. PGRI, wakil ortu murid. Berbagai atraksi ditampilkan sebagai gambaran profil SDIT 'Aisyiyah  dengan kreatifitas dan prestasi -prestasi yang telah dicapainya.
Sekitar pk 13.00 selesai sudah acara Pelepasan, setelah makan siang dan shalat Dhuhur-Ashar, kemudian menuju ke Bengkulu kembali dengan menempuh jarak sebagaimana keberangkatan.
Menjelang Maghrib tiba di Bengkulu dan disediakan penginapan di Hotel Samudera Dwinka Bengkulu yang lokasinya  berada di depan masjid  Jami' yang didesain oleh Bung Karno. Makan malam di dekat holel didampingi oleh ibu Niswani dan ibu Suryadarma.

4.  Hari Ahad tgl. 1 Juni 2014, menunggu jadwal kepulangan ke Jakarta, kami dibawa jalan- jalan ke beberapa tempat bersejarah, ke Benteng Marlbourogh, yaitu banteng yang dibangun oleh penjajah Inggris, benteng yang didalamnya terdapat kamar- kamar    
/ sel-sel tahanan, salah satu diantaranya adalah tempat Presiden Soekarno diinterogasi oleh pàra Jenderal Inggris.
Tidak jauh dari Benteng terdapat Gedung Pers Bengkulu yang megah dan indah, sayang gedung tsb agak terbengkalai karena sedang terjadi masalah yang bersangkutan dengan dana pembangunan gedung tersebut.
Selanjutnya kami akan dibawa melihat rumah Bung Karno dan rumah ibu Fatmawati, namun disayangkan jalan distirilkan karena ada kunjungan Wapres Boediono dan Ketua MPR RI.Karena waktu telah mendekati jadwal penerbangan pulang ke Jakarta, setelah makan siang di rumah makan Padang lalu menuju ke Bandara Fatmawati Soekarno, terakhir dengan pesawat Sriwijaya kami berdua pulang ke Jakarta, alhamdulillah wasy ayukrulillah selamat sampai ke tempat tinggal bertemu keluarga.

                                                                          CIPUTAT,  2 JUNI 2014.



Sent from my iPad
Description: Laporan Perjalanan ke Bengkulu.
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Laporan Perjalanan ke Bengkulu.
SelengkapnyaLaporan Perjalanan ke Bengkulu.

Alfaafa dan Kejayaan Bangsa-Bangsa di Dunia

Posted by Noer Rachman Hamidi on Sunday, June 1, 2014

KETIKA 1300 tahun lalu Panglima Tariq Bin Ziyad membakar kapalnya dan mendarat di Gibraltar (Jabal Tariq), pasukan Tariq yang hanya sekitar 7000 orang mampu mengalahkan pasukannya raja Roderick Spanyol yang berjumlah 25.000 orang.

Kemenangan ini tentu karena pertolongan Allah semata, tetapi ada sisi-sisi ikhtiari manusianya yang juga harus berusaha keras untuk mencapai kemenangan tersebut. Di antara sisi ikhtiari ini adalah upaya menyediakan logistik yang efisien untuk mendukung kekuatan pasukan.

Bisa Anda bayangkan, setelah Tariq mendaratkan pasukannya dan membakar kapalnya – dengan apa dia bisa terus masuk merangsek ke daratan Spanyol? Berjalan kaki kah? Tentu tidak. Mereka juga menyiapkan kuda-kuda perang yang perkasa untuk dapat mengalahkan kekuatan musuh yang jauh lebih besar.

Tetapi kuda-kuda ini kan perlu diberi makan agar tetap kuat berlari, lantas dari mana makannya? Sedangkan ketika 7000 pasukan Muslim masuk pertama kali ke Spanyol tentu belum memungkinkan untuk memperoleh support logistik dari daerah yang dimasukinya karena semuanya masih wilayah musuh. Inilah pentingnya logistik dalam setiap gerakan pasukan, jadi selain mereka memiliki bekal secukupnya untuk pasukan, mereka juga membawa bekal secukupnya untuk kuda-kudanya.

Untuk tetap perkasa, kuda harus diberi makan bergizi yang cukup. Bila yang dibawa adalah rumput-rumput biasa, akan perlu begitu banyak rumput harus dibawa sehingga di kapal tidak ada lagi tempat untuk pasukannya. Maka harus ada sedikit rumput yang cukup untuk membuat kuda-kuda tersebut tetap perkasa. Rumput alfaafa-lah (yang kemudian bangsa spanyol menyebutnya alfalfa) yang menjadi bekal logistik pakan kuda-kuda Tariq ini.

Selama kurun waktu yang hampir 8 abad kemudian (781 tahun), pasukan Islam memakmurkan sebagian bumi Eropa antara lain dengan mengajari mereka bercocok tanam dlsb, termasuk juga menanam alfaafa ini. Maka ketika pasukan Spanyol pimpinan Hernando Cortez mendaratkan kapal-kapalnya di Meksiko tahun 1519 atau 27 tahun pasca berakhirnya kekuasaan Islam di Spanyol (1492), mereka telah belajar hampir 8 abad tersebut dari Islam – termasuk dalam hal menyiapkan logistik perangnya.

Pasukan Hernado Cortez-pun membawa kuda-kuda dan rumput yang dibawa-pun adalah rumput alfaafa – dari sinilah benua Amerika mengenal alfaafa itu hingga kini. Spanyol menguasai Amerika latin sekitar 300 tahun atau hampir sama dengan Belanda menguasai negeri ini. Maka tidak heran bila salah satu bahasa yang popular di Amerika Latin sampai sekarang adalah bahasa Spanyol.

Sisi lain yang tidak menjadi perhatian dan jarang ditulis di dalam sejarah adalah logistiknya. Pasukan menjadi unggul manakala ligistiknya juga unggul. Ketika Islam unggul di Spanyol 781 tahun, logistik mereka unggul – dan mereka juga menguasai tanaman alfaafa.

Ketika 300 tahun kemudian ganti Spanyol yang unggul khususnya di Amerika Latin, mereka juga unggul di bidang logistik termasuk alfaafa untuk kuda-kuda mereka – keunggulan yang mereka pelajari selama 781 tahun dari Islam di Spanyol.

Kini negeri baru Amerika Serikat yang baru exist kurang dari 240 tahun terakhir, mereka secara tidak langsung 'menguasai' dunia dengan kekuatan militer, teknologi, budaya popular dan juga produk-produk peternakan (daging) dan pertanian – termasuk alfaafa-nya yang mencapai sekitar 9.2 juta hektar luas tanam – terbesar di dunia saat ini.

Maka tidak ada yang kebetulan di dunia ini, sunatullah dalam hukum sebab akibat berlaku dan terbukti dalam sejarah. Islam Berjaya 781 tahun di Spanyol ketika sisi ikhtiari mereka juga kuat – yang dengan ikhtiar-nya tersebut mereka ditolong Allah, sisi iktiar mereka termasuk menyiapkan logistik untuk kuda-kuda perang dengan rumput yang paling efisien yaitu alfaafa – yang nama maupun karakternya disebut di al-Qur'an (QS 78 : 16 dan QS 80: 28).

Tetapi mengapa alfaafa atau alfalfa bisa menjadi faktor plus dalam kejayaan bangsa-bangsa dalam sejarah dunia? Dalam ilmu energi, dikenal istilah EROI – Energy Return On Investment. Yaitu energy earned (yang dihasilkan) dibagi dengan dengan energy consumed (yang dikonsumsi) dari suatu sistem.

Bangsa-bangsa yang memiliki pengelolaan energi dengan EROI tertinggi dia yang akan mempunyai tenaga ekstra untuk menjaga eksistensi bangsa tersebut dan akan terus berkembang. Sebaliknya bangsa-bangsa yang memiliki sistem dengan EROI rendah, maka dia akan sulit bertahan dan bahkan akan cenderung punah.

Terkait dengan EROI ini; untuk produk pertanian alfaafa memiliki EROI tertinggi dibandingkan tanaman lain seperti gandum, jagung dlsb. EROI Alfaafa adalah 27, dibandingkankan dengan gandum yang hanya dikisaran 12 dan jagung di kisaran 6. Jadi dengan input yang sama alfaafa memberikan hasil yang 2.25 kali dari gandum dan sekitar 4.5 kali dari jagung.

Artinya apa ini? Bangsa-bangsa yang menguasai alfaafa tidak kebetulan bila mereka juga menguasai dunia karena efisiensi di sisi produksi energy berupa pangan dan pakan untuk ternak mereka. Maka bukan kebetulan pula bila di al-Qur'an ada dua surat yang berurutan yang didalamnya mengandung petunjuk untuk memperhatikan urusan pangan dan pakan ini: "Mataa 'allakum wa li an'amikum." (Semua itu untuk kesenanganmu dan untuk hewan-hewan ternakmu). [QS 79:33 dan QS 80: 32].

Maka inilah bagian dari ikhtiar itu, ikhtiar untuk kita juga mulai menanam alfaafa – sebagai sumber pangan dan pakan yang sangat efisien sepanjang masa.

Mudah-mudahan ini menjadi awal bangkitnya kekuatan umat ini, awal untuk mengembalikan kejayaan umat Islam di tengah peradaban umat-umat lain yang kini lagi menguasai dunia – melengkapi ikhtiar yang juga dilakukan oleh saudara-saudara kita yang lain dibidang penguatan aqidah, pendidikan, politik, ekonomi, pemikiran dlsb. InsyaAllah.‎ Description: Alfaafa dan Kejayaan Bangsa-Bangsa di Dunia
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Alfaafa dan Kejayaan Bangsa-Bangsa di Dunia
SelengkapnyaAlfaafa dan Kejayaan Bangsa-Bangsa di Dunia