Blank 15 Tragedi Banjarnegara

Posted by Unknown on Tuesday, December 16, 2014

Description: Blank 15 Tragedi Banjarnegara
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Blank 15 Tragedi Banjarnegara
SelengkapnyaBlank 15 Tragedi Banjarnegara

Blank 24 Refleksi Tahun Baru 1436 Hijriyah.

Posted by Unknown on Sunday, October 26, 2014

Description: Blank 24 Refleksi Tahun Baru 1436 Hijriyah.
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Blank 24 Refleksi Tahun Baru 1436 Hijriyah.
SelengkapnyaBlank 24 Refleksi Tahun Baru 1436 Hijriyah.

Berbahagialah wahai wanita.

Posted by Unknown on Wednesday, October 8, 2014

Description: Berbahagialah wahai wanita.
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Berbahagialah wahai wanita.
SelengkapnyaBerbahagialah wahai wanita.

Kurban dengan Domba, Kambing ataukah Sapi..?

Posted by Noer Rachman Hamidi on Friday, September 26, 2014

Pekerjaan memakmurkan bumi ini adalah pekerjaan yang sangat komplek – multi dimensi. Usia manusia yang terbatas, pengalaman dan kecerdasannya-pun terbatas – tidak akan pernah mampu menguasai keseluruhan dimensi tersebut. Lantas bagaimana manusia yang penuh keterbatasan ini bisa mengemban tugas yang sangat kompleks tersebut ? tidak ada jalan lain kecuali dengan mengikuti petunjukNya.

Bila kita hanya mengandalkan kecerdasan dan pengalaman kita, bisa jadi perbuatan yang kita kira baik itu justru berdampak buruk bagi orang lain.  Ketika orang-orang super kaya bersama dengan perusahaan-perusahaan benih dunia membuat Doomsday Seed Fault di laut Barent dekat kutub utara – untuk konon katanya mengamankan benih dunia ketika 'kiamat' tiba ! – yang terjadi malah hampir satu milyar orang kelaparan sebelum 'kiamat' itu tiba.

Sebaliknya, hal kecil - sederhana yang kita lakukan dengan mengikuti petunjukNya atau mengikuti contoh-contoh NabiNya – bisa jadi tersimpan di dalamnya hikmah yang sangat besar – baik hikmah itu kita ketahui atapun belum/tidak kita ketahui.

Misalnya syariat ber-Qurban yang akan rame-rame kita lakukan dalam sepekan yang akan datang. Siapa yang memberi contoh ?, yang memberi contoh adalah Nabi Ibrahim 'Alaihi Salam dan Putranya 'Ismail 'Alaihi salam. Apa yang dicontohkannya ? menyembelih seekor sembelihan yang besar. Para ahli tafsir menyebutkan bahwa yang disebut sembelihan yang besar itu adalah domba atau gibas yang besar dan sempurna (QS 37:107).

Lalu manusia sekarang berfikir ekonomis dan manfaat jangka pendek menurut logikanya sendiri – yang terbatas, yaitu ada paham menyembelih sapi lebih baik karena dagingnya banyak – banyak masyarakat yang bisa menikmati daging pada hari itu.

Meskipun tidak ada yang melarangnya dan berqurban dengan sapi, unta, kerbau dan lain sebagainya semuanya baik – yang tidak baik hanyalah yang tidak berqurban ! tetapi alangkah baiknya lagi kalau kita bisa mencontoh sedekat mungkin dengan contoh aslinya – yaitu menyembelih domba atau gibas yang besar.

Dagingnya tentu tidak sebanyak sapi, tetapi dampak pada dimensi-dimensi lainnya yang insyaAllah sangat luas. Bila qurban-qurban kita kembali ke domba, maka masyarakat akan rame-rame memelihara domba. Apalagi ketika domba-domba ini digembala juga dalam rangka mengikuti perintahNya (QS 20 :54), ketaatan yang satu melahirkan ketaatan berikutnya, manfaat yang satu menggerakkan manfaat berikutnya.

Akibat domba-domba yang digembalakan di tempat-tempat yang juga ditunjukanNya (QS 16:10), maka negeri ini akan menjadi negeri kebun-kebun buah dari segala macam buah-buahan yang ada (QS 16:11). Negeri yang seperti ini dipuji Allah sebagai negeri yang baik – Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafuur (QS 34;15).

Negeri yang baik, mampu memberi makan cukup bagi rakyatnya – kita tidak perlu lagi impor buah malah meng-ekspornya, kita-pun tidak perlu lagi impor daging dan susu.  Daging domba ini adalah daging yang sekarang disebut the world healthiest food sebagai makanan tersehat didunia, mereka menyebut khusus the grass-fed-lamb yaitu daging domba yang diberi makan rumput (digembala di rerumputan !).

Susu domba selain menjadi minuman yang bersih dan mudah diminum (QS  16:66 ), juga sangat efektif untuk berbagai pengobatan penyakit. Tidak perlu industri farmasi yang canggih-canggih untuk ini, tinggal mengumpulkan dan mengemasnya secara baik saja – sudah akan menjadi industri obat-obatan yang tidak kalah dengan industri obat-obatan milik kapitalis yang telah menjadikan obat sangat mahal.

Ketika domba semakin banyak, ada potensi industri baru yaitu industri pakaian dari kulit atau bulu domba. Bahkan pakaian dari kulit dan bulu domba inipun ada di petunjukNya yaitu di surat An-Nahl 80-81. Kita bisa menjadi produsen dan eksportir pakaian terbaik dunia, tidak seperti sekarang kita menjadi importer untuk pakaian yang sebenarnya  tidak begitu bermutu.

Dari contoh kecil dan sederhana yaitu mengembalikan qurban sedekat mungkin dengan contoh aslinya ini saja – kita insyaAllah sudah bisa menggerakkan seluruh dimensi kemakmuran yang ada. Keturunan kita akan lebih baik, alam kita akan lebih baik, lapangan pekerjaan terbuka luas, demikian pula dengan potensi ekonomi riil dalam negeri yang bisa digarap oleh masyarakat luas.

Barangkali dampak yang begitu luas dalam pertumbuhan yang berkelanjutan inilah maka domba juga disebut sebagai harta muslim terbaik dalam hadits shahih berikut :  "Waktunya akan datang bahwa harta muslim yang terbaik adalah domba yang digembala di puncak gunung dan tempat jatuhnya hujan. Dengan membawa agamanya dia lari dari beberapa fitnah (kemungkaran atau pertikaian sesama muslim)". (H.R. Bukhari)

Maka yang kita perlu lakukan di usia yang terbatas dan kemampuan juga terbatas ini adalah bagaimana kita mengerjakkan saja perintah-perintahNya dan menjauhi apa-apa yang dilarangNya, maka kita insyaAllah akan semakin dekat dengan takwa – dan orang bertakwa dijanjikan rezeki yang tanpa batas atau tanpa dhihitung ( QS  3:27 ;24:38; 40:40), dan dari sumber yang tidak disangka-sangka  (QS 65:3)  ! InsyaAllah. ‎ Description: Kurban dengan Domba, Kambing ataukah Sapi..?
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Kurban dengan Domba, Kambing ataukah Sapi..?
SelengkapnyaKurban dengan Domba, Kambing ataukah Sapi..?

Bukti (Fakta) Lailatul Qodar yang disembunyikan NASA

Posted by Noer Rachman Hamidi on Monday, July 7, 2014


Siklus satu tahunan (Hijriyah) bernilai 1000 x bulan purnama dan malam yang nilainya 1000 bulan purnama adalah Lailatul Qadar atau malam seribu bulan. Sedangkan Lailatul Qadar terjadi di bulan Ramadhan. 

Jadi, siklus badai matahari yang berulang setiap tahunan (Hijriyah) terjadi setiap bulan Ramadhan. Itulah sebabnya sejarah para Nabi menunjukkan bahwa mereka senang merenungkan hakikat kehidupan, bertapa, pada setiap bulan.

Sayangnya fakta ilmiah tentang Lailatul Qodar tersebut ditutupi oleh NASA, lembaga antariksa yang berpusat di Amerika. Kepala lembaga Mukjizat Ilmiah Al-Qur'an dan Sunnah di Mesir, Dr. Abdul Basith As-Sayyid menegaskan bahwa Badan Nasional Antariksa Amerika (NASA) telah menyembunyikan kepada dunia bukti empiris ilmiah tentang (malam) Lailatul Qodar. 

Menurutnya sesuai dengan hadits Nabi bahwa malam Lailatul Qodar adalah "baljah"; tingkat suhunya sedang, tidak ada bintang atau meteor jatuh ke atmosfer bumi, dan paginya matahari keluar tanpa radiasi cahaya. Sayyid menegaskan bahwa setiap hari-hari biasa ada 10 bintang dan 20 ribu meteor jatuh ke atmosfer bumi, kecuali malam Lailatul Qodar dimana tidak ada radiasi cahaya sekalipun. 

Hal ini sudah pernah ditemukan Badan Antariksa NASA 10 tahun lalu. Namun mereka enggan mempublikasikannya dengan alas an agar non-muslim tidak tertarik masuk Islam. Pernyataan ini mengutip ucapan seorang pakar di NASA Carner, seperti yang dikutip oleh harian Al-Wafd Mesir.
          
Dr. Abdul Basith As-Sayyid dalam sebuah program TV Mesir menegaskan, pakar Carner akhirnya masuk Islam dan harus kehilangan jabatannya di NASA. Ini bukan pertama kalinya, NASA mendapatkan kritikan dari pakar Islam. 

Pakar geologi Islam, Zaglol Najajr, pernah menegaskan bahwa NASA me-remove satu halaman situs resminya yang di publish selama 21 hari. Halaman itu tentang hasil ilmiah yakni cahaya aneh yang tidak terbatas dari Ka'bah di Baitullah ke Baitul Makmur di langit.    

Kalau saja NASA mempublikasikan saat tidak ada bintang dan meteor, pasti memudahkan orang Islam dalam mengetahui malam Lailatul Qodar!
Description: Bukti (Fakta) Lailatul Qodar yang disembunyikan NASA
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Bukti (Fakta) Lailatul Qodar yang disembunyikan NASA
SelengkapnyaBukti (Fakta) Lailatul Qodar yang disembunyikan NASA

Madu Sebagai Obat

Posted by Noer Rachman Hamidi on Friday, July 4, 2014

Dalam Al-Qur'an diisyaratkan bahwa madu bisa dijadikan minuman sekaligus juga dapat dijadikan obat untuk manusia, sebagaimana tersurat dalam Q.S. An-Nahl ayat 69,

يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُون

"…Dari perut lebah itu keluar minuman yang bermacam-macam warnanya. Di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi orang-orang yang memikirkan." Dalam bukunya yang berjudul, "Makanan – Dalam Perspektif Al-Quran dan Ilmu Gizi," Dr. Hj. Tien Chudrin Tirtawinata Sp.GK menjabarkan beberapa cara untuk memanfaatkan madu sebagai obat, diantaranya adalah sebagai berikut:

Madu sebagai obat batuk pilek.

Siapkan jeruk lemon atau satu jeruk nipis dan 2 sendok makan madu. Jeruk diperas, lalu air jeruk dicampur dengan madu. Tambahkan air hangat sampai menjadi satu gelas, minum sedikit-sedikit. Efek ramuan tersebut adalah untuk membantu melonggarkan batuk (ekspektoransia) dan menghilangkan rasa gatal-gatal di kerongkongan.

Madu sebagai obat luka dan luka bakar.

Madu dapat dimanfaatkan untuk mengobati luka ringan, borok, luka bakar yang terbuka. Madu dioleskan di atas luka secara merata, lalu ditutup dengan kain kasa yang steril, kemudian dibalut dengan kain pembalut. Beberapa sifat madu adalah antibakteri dan higrokopis, yaitu menghisap air dari sekelilingnya. Karena menghisap air dari cairan luka, maka madu menjadi encer dan menyebabkan enzim glukosa-oksidase bekerja aktif dan menghasilkan asam glukonik dan hidrogen peroksida (H2O2). Hidrogen peroksida ini sangat labil dan terurai menjadi air (H2O) + O (oksigen nasendi) yang memunyai sifat antibakteri yang sangat ampuh, sehingga luka tidak akan terkena infeksi. Dalam waktu kurang lebih 5 hari, luka mulai mongering dan mulai tumbuh jaringan baru. Keuntungan dari pengobatan dengan madu ini ialah kain kasa tidak melengket pada kulit atau pada luka, sehingga mudah menggantinya.

Madu sebagai suplemen untuk penambah berat badan

Satu gelas susu dan satu atau dua sendok makan madu, susu – panas atau dingin sesuai selera – dicampur dengan madu, diminum sebelum tidur malam. Efek pengonsumsian susu dengan madu adalah agar tidur menjadi nyenyak, sehingga badan merasa segar waktu bangun pagi. Berat badan dapat meningkat dengan asumsi makanan sehari-hari sudah memenuhi syarat yang dianjurkan, yaitu "menu sehat dan seimbang." Insya Allah, berat badan akan bertambah sekitar setengah kilogram dalam sebulan. Selamat mencoba! (Joko/Tabloid Bekam) Sumber: Makanan – Dalam Perspektif Al-Quran dan Ilmu Gizi, Terbitan FKUI.‎ Description: Madu Sebagai Obat
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Madu Sebagai Obat
SelengkapnyaMadu Sebagai Obat

Khilafah Islamiyyah Versus The New World Order

Posted by Noer Rachman Hamidi on Sunday, June 15, 2014

Ahad, 16 Sya'ban 1435 H / 15 Juni 2014

Khilafah Islamiyyah Versus The New World Order
Ihsan Tandjung – Kamis, 22 Rajab 1435 H / 22 Mei 2014 07:35 WIB

Setiap muslim yang cukup rajin belajar agama, atau yang terlibat dengan pergerakan Islam, umumnya mengenal istilah Khilafah Islamiyyah. Khilafah Islamiyyah merupakan lembaga politik kenegaraan milik ummat Islam yang telah eksis belasan abad sejak Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم memimpinnya pertama kali berbasis di kota Madinah Al-Munawwarah hingga runtuhnyasecara resmi khilafah terakhir berupa Kesultanan Utsmani Turki yang bubar pada tahun 1924 atau 1342 hijriyyah.

Dewasa ini dunia Islam terpecah-belah menjadi aneka nation-states (negara berdasarkan kebangsaan) tidak seperti Khilafah Islamiyyah yang menyatukan kaum muslimin dari berbagai bangsa dan wilayah berdasarkan ikatan aqidah kalimat Tauhid لا اله الا الله dan sunnah Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم . Sebenarnya realitas ummat Islam selama belasan abad di bawah naungan Khilafah tidaklah sepenuhnya konstan dalam kebaikan. Ada gradasi yang -perlahan tapi pasti- memperlihatkan suatu dekadensi hingga senanglah kaum kuffar menyaksikan runtuhnya Khilafah dan tercerai-berainya kaum muslimin seperti dewasa ini. Hal ini telah diprediksikan oleh rasulullah صلى الله عليه و سلم lima belas abad yang lalu:

لَيُنْقَضَنَّ عُرَى الْإِسْلَامِ عُرْوَةً عُرْوَةً

فَكُلَّمَا انْتَقَضَتْ عُرْوَةٌ تَشَبَّثَ النَّاسُ بِالَّتِي

تَلِيهَا وَأَوَّلُهُنَّ نَقْضًا الْحُكْمُ وَآخِرُهُنَّ الصَّلَاةُ

Dari Abu Umamah Al Bahili dari Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda: "Sungguh ikatan Islam akan terurai simpul demi simpul. Setiap satu simpul terurai maka manusia akan bergantungan pada simpul berikutnya. Yang pertama kali terurai adalah simpul hukum dan yang paling akhir adalah simpul sholat."(AHMAD – 21139)

Penegakkan hukum Allah سبحانه و تعالى telah mengalami dekadensi dari masa ke masa. Pada babak paling awal penegakkan hukum berlangsung prima karena baik personpemimpin maupun konstitusi Daulah Islamiyyah langsung di tangani oleh Rasulullah Muhammad صلى الله عليه و سلم , teladan utama orang-orang beriman. Kemudian pada babak berikutnya ummat Islam menyaksikan penegakkan hukum yang masih tetap baik –walau tentunya tidak se-prima di masa Nabi صلى الله عليه و سلم – di bawah person pemimpin yang dijuluki al-Khulafa ar-Rasyidun dan konstitusi Khilafah Islamiyyah, terdiri dari para sahabat utama Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalibradhiyallahu 'anhum.

Lalu pada babak selanjutnya penegakkan hukum mulai mengalami masalah karena antara person pemimpin dan konstitusi Khilafah Islamiyyah tidak selalu sinkron.Person pemimpin terdiri dari para khalifah yang dijuluki Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم sebagai para Mulkan 'Aadhdhon (para penguasa yang menggigit). Namun konstitusi Khilafah Islamiyyah masih baik karena secara formal tetap berlandaskan Islam di mana berbagai urusan dirujuk kepada Allah (Al-Qur'an) dan RasulNya (As-Sunnah). Dalam sejarah dikenal sebagai era berbagai kerajaan Islam, terutama tiga di antaranya yang sangat menonjol yaitu Dinasti Bani Ummayyah, Dinasti Bani Abbasiyyah dan Kesultanan Turki Utsmani. Pada masa yang berlangsung hampir 13 abad itu person pemimpinnya bermasalah, namun konstitusi Khilafah Islamiyyah masih relatif cukup Islami.

Namun sesudah itu masuklah ummat Islam ke dalam babak yang paling kelam dalam sejarahnya di mana baik person pemimpin maupun konstitusi lembaga kenegaraansungguh bermasalah. Inilah era yang oleh Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم disebut era kepemimpinan Mulkan Jabbriyyan (para penguasa yang memaksakan kehendak). Dan inilah era di mana dunia modern ini berada. Dunia Islam tercabik-cabik ke dalam berbagaination-states. Tidak ada satu wilayah tunggal ummat Islam yang memberlakukan hukum Allah سبحانه و تعالى . Tidak ada satu blok tunggal kekuatan ummat Islam yang memelihara izzul Islam wal muslimin (kemuliaan Islam dan kaum muslimin). Sedangkan kepemimpin dunia justeru berpindah gilirannya ke tangan kaum kuffar yakni the western civilization, dengan kekuatan kaum yahudi-nasrani sebagai komandannya. Oleh karenanya seringkali disebut juga sebagai the judeo-christian civilization.

Pada babak yang kelam ini dunia berjalan menuju kegelapan karena komandannya tidak memiliki cahaya penerang apapun untuk menunjuki jalan manusia ke arah tujuan semestinya. Malah para pemimpinnya justeru mengajak ummat manusia –termasuk ummat Islam- memasuki lubang biawak kebinasaan di dunia apalagi di akhirat. Persis sebagaimana diprediksikan oleh Rasulullah صلى الله عليه و سلم :

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

قَالَ لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ قَبْلَكُمْ

شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ

حَتَّى لَوْ سَلَكُوا جُحْرَ ضَبٍّ

لَسَلَكْتُمُوهُ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ

الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ

"Kamu akan mengikuti perilaku/tradisi/sistem hidup orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga kalau mereka masuk ke lubang biawak pun kamu ikut memasukinya." Para sahabat lantas bertanya, "Apakah yang anda maksud orang-orang Yahudi dan Nasrani, ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Siapa lagi (kalau bukan mereka)?" (HR Bukhary 3197)

Tetapi ada suatu pertanyaan mendasar yang perlu diajukan. Mengapa ummat Islam mengikutiperilaku/tradisi/sistem hidup kaum yahudi dan nasrani? Sesungguhnya dekadensi di bidang penegakkan hukum Allah سبحانه و تعالى bukanlah suatu fenomena yang berdiri sendiri. Ia tidak hanya berkenaan dengan hadir-tidaknya person pemimpin yang bermasalah serta berlaku tidaknya konstitusi Khilafah Islamiyyah di dalam tubuh kaum muslimin. Tetapi ia sangat dipengaruhi oleh kondisi kejiwaan dan mental kaum muslimin secara keseluruhannya yang telah dijangkiti suatu penyakit kronis yang telah disinyalir oleh Rasulullah صلى الله عليه و سلم . Penyakit itu bernama al-wahan. Artinya cinta dunia dan takut menghadapi kematian. Dan penyakit ini bukan hanya muncul di tengah kaum muslimin sesudah runtuhnya secara resmiKhilafah Islamiyyah pada tahun 1924. Tetapi bibit-bibit penyakit ini telah hadir sejak lama sebelum hal itu terjadi. Runtuhnya khilafah hanyalah merupakan faktor pemicu yang menyebabkan kian ganasnya virus penyakital-wahan berkembang di dalam tubuh kaum muslimin seperti yang dapat kita saksikan dewasa ini.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ

عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوشِكُ الْأُمَمُ

أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى

الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ

وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ

بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ

غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ

مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ

وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ

فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ

قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ

Bersabda Rasulullahصلى الله عليه و سلم"Hampir tiba masanya kalian diperebutkan seperti sekumpulan pemangsa yang memperebutkan makanannya." Maka seseorang bertanya: "Apakah karena sedikitnya jumlah kita?" "Bahkan kalian banyak, namun kalian seperti buih mengapung. Dan Allah telah mencabut rasa gentar dari dada musuh kalian terhadap kalian. Dan Allah telah menanamkan dalam hati kalian penyakit Al-Wahan." Seseorang bertanya: "Ya Rasulullah, apakah Al-Wahan itu?" Nabi صلى الله عليه و سلمbersabda: "Cinta dunia dan takut akan kematian." (HR Abu Dawud 3745)

Fihak kaum kuffar pada hakekatnya tidak akan pernah sanggup melakukan apapun terhadap 'izzul Islam wal muslimin (kemuliaan Islam dan kaum muslimin) andaikan ummat ini benar-benar beriman dan yakin akan janji Allah سبحانه و تعالى berupa ihdal-husnayain(meraih salah satu dari dua kebaikan) yakni'isy kariiman au mut syahiidan (hidup mulia di bawah naungan syariat Allah atau menggapai mati syahid).

قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلا مَا كَتَبَ اللَّهُ

لَنَا هُوَ مَوْلانَا وَعَلَى اللَّهِ

فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

قُلْ هَلْ تَرَبَّصُونَ بِنَا

إِلا إِحْدَى الْحُسْنَيَيْنِ

Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal." Katakanlah: "tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi kami, kecuali ihdal-husnayain (salah satu dari dua kebaikan)." (QS At-Taubah 51-52)

Dalam kitab tafsir Fathul Qadir dikatakan bahwa makna salah satu dari dua kebaikanialah:

إما النصرة أو الشهادة

"Atau kemenangan atau mati syahid".

Sepanjang sejarah Islam fihak musuh senantiasa berusaha menghilangkan gairah kaum muslimin untuk meraih salah satu dari dua kebaikan di atas. Mereka melakukan segala upaya untuk memadamkan semangat perjuangan kaum muslimin. Bayangkan, mereka sampai perlu melansir perang Salib selama dua abad (dua ratus tahun)! Namun ummat Islam semakin diperangi semakin menjadi-jadi semangat berperangnya (baca: hubbul-jihad wa asy-syahadah/ cinta jihad dan mati syahid). Kalimat legendaris yang diucapkan Panglima Khalid bin Walid ra ketika memimpin pasukan Islam yang jauh lebih sedikit jumlahnya daripada pasukan Romawi telah menginspirasi pasukan Islam sepanjang zaman:

جئت بأناس يحبون

الموت كما تحبون الحياة

"Aku datang dengan sejumlah manusia yang mencintai kematian melebihi kalian (hai kaum Romawi) dalam mencintai kehidupan…!"

Akhirnya kaum yahudi-nasrani merubah strategi mereka menghadapi kaum muslimin. Mulailah era al-ghazwu al-fikri (perang ideologis) diterapkan menghadapi kaum muslimin. Mulailah mereka meracuni hati dan fikiran kaum muslimin melalui harta, wanita dan perebutan tahta antara sesama muslimin. Mulailah politik belah bambu alias devide et empera diterapkan. Mulailah berbagai ideologi asing buatan kaum kuffar diperkenalkan dan dipromosikan oleh para orientalis yang belajar Islam untuk dijadikan pembungkus kebusukan berbagai ideologi menyesatkan tersebut. Mulailah mereka memperkenalkan makna-makna baru lagi sesat terhadap berbagai istilah Islam yang sudah lama disepakati pemahamannya oleh kaum muslimin sejak dahulu kala. Akhirnya tersebarlah di tengah ummat Islam makna-makna asing lagi menyesatkan terhadap kata-kata seperti al-jihad fi sabilillah, rahmatan lil 'aalamiin, dien, 'ibadah, rabb dan ilah.

Alhasil dekadensi di dalam tubuh ummat Islam tidak hanya terjadi pada bab penegakkan hukum semata. Tetapi dekadensi di berbagai bidang lainnya turut menyempurnakan keruntuhan 'izzul Islam wal muslimin (kemuliaan Islam dan kaum muslimin). Sehingga kaum kuffarpun akhirnya menikmati buah ketidak-loyalan kaum muslimin terhadap agama Allah سبحانه و تعالى dan sunnah Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم . Maka mulailah babak paling kelam dalam sejarah Islam berlangsung.

Di babak ini kaum yahudi dan kaum nasrani (yang telah ter-yahudi-kan) sangat ingin memastikan bahwa ummat manusia –apalagi ummat Islam- tidak pernah lagi boleh menengok ke belakang. Ummat Islam harus diharamkan berfikir menghidupkan kembali ide Khilafah Islamiyyah. Sebab ia telah menjadi sejarah dan harus tetap tersimpan dalam lembaran sejarah semata. Sementara itu kaum kuffar selanjutnya leluasa mempersiapkan dunia dengan sebuah grand-design yang sudah lama mereka rencanakan berupa ide pembentukan sebuah sistem global tunggal bernama Novus Ordo Seclorum alias the New World Order (tatanan dunia baru). Bahkan secara lebih spesifik namun tersamar kaum yahudi telah mencanangkan bahwa NOS sesungguhnya dibangun dalam rangka menyambut kehadiran sang pemimpin yang mereka nanti-nantikan sejak lama yaitu si mata tunggal alias Ad-Dajjal. Oleh karenanya kita temukan beberapa statement dari para pemimpin mereka seperti misalnya:

Henry Kissinger: "…apa yang dinamakan terorisme di Amerika, tapi sebenarnya adalah kebangkitan Islam radikal terhadap dunia secular, dan terhadap dunia yang demokratis, atas nama pendirian kembali semacamKekhalifahan."

Pada tanggal 5 Oktober 2005, Menteri Dalam Negeri Inggris, Charles Clarkemenyampaikan pidato tentang Perang Melawan Terorisme di The Heritage Foundation (sebuah pusat kajian neo konservatif di Washington DC ). Dimana dia menyatakan:

"Apa yang mendorong orang-orang itu adalah ide-ide. Dan berbeda dengan gerakan kebebasan di era pasca Perang Dunia II di banyak belahan dunia, ide-ide itu bukanlah untuk menggapai ide-ide politik seperti kemerdekaan nasional dari penjajahan, atau persamaan bagi semua penduduk tanpa membedakan suku dan keyakinan, atau kebebasan berekspresi tanpa tekanan totaliter. Ambisi-ambisi itu adalah, paling tidak secara prinsip, bisa dirundingkan dan dalam banyak hal telah dimusyawarahkan. Namun, tidak ada perundingan bagi pendirian kembaliKhilafah; tidak ada perundingan bagi penerapan Hukum Syariah; dan tidak ada perundingan tentang penindasan atas persamaan antara laki-laki dan perempuan; tidak ada perundingan untuk mengakhiri kebebasan berbicara. Nilai-nilai itu adalah sangat fundamental bagi peradaban kami dan tidak dimungkinkan adanya perundingan."

Dalam pidatonya di awal bulan November 2005 George Bush Jr menyatakan bahwa kaum militant sedang berusaha untuk mendirikan sebuah "kekaisaran Islam radikal":

"Ide membunuh dari kaum Islam radikal adalah tantangan yang besar di abad baru kita. Sama seperti ideology komunisme, musuh kita yang baru ini mengajarkan bahwa individu yang tidak berdosa bisa dikorbankan untuk bisa menjalankan visi politik. Kaum militan percaya bahwa mereka dapat menyatukan kaum muslimin dengan cara menguasai Negara, sehingga dengan cara itu mereka menumbangkan semua pemerintahan moderat di wilayah dan mendirikan sebuahkekaisaran Islam yang membentang dari Spanyol hingga Indonesia."

Sedangkan berkenaan dengan NOS, kita temukan suatu pernyataan dari Bush Seniordi tahun 1991 yang ternyata dibuktikan sebaliknya pada dekade berikutnya. Pernyataannya di antaranya sebagai berikut:

"Until now, the world we've known has been a world divided – a world of barbed wire and concrete block, conflict and cold war.

Now, we can see a new world coming into view. A world in which there is the very real prospect of a new world order. In the words of Winston Churchill, a "world order" in which "the principles of justice and fair play … protect the weak against the strong …" A world where the United Nations, freed from cold war stalemate, is poised to fulfil the historic vision of its founders. A world in which freedom and respect for human rights find a home among all nations.

The Gulf war put this new world to its first test, and, my fellow Americans, we passed that test."

Jelaslah bahwa para pendukung the New World Order memiliki agenda yang sangat berbeda –bertentangan lebih tepatnya- dengan kaum muslimin yang faham dan bangga akan sejarahnya. Tidak ada muslim-mukmin yang bisa melupakan masa lalunya. Sebab kendati Khilafah Islamiyyah sudah tiada, namun karena ia telah berlangsung belasan abad sulit untuk begitu saja dilupakan. Sedangkan hegemoni Novus Ordo Seclorum alias Sistem Dajjal belum ada seabad. Dan para pengusung sistem batil ini masih berjuang keras memastikan dan memuluskan eksistensinya. Mereka sangat khawatir jika sebelum pemimpin mereka datang, yakni Ad-Dajjal, ummat Islam keburu bangun kembali dari tidur mereka dan bergerak bangkit mewujudkan kembaliKhilafah Islamiyyah yang diyakini berlandaskan Kitabullah Al-Qur'anul Karim dan As-Sunnah An-Nabawiyyah.

Bagi muslim-mukmin yang sadar, maka urusan tegaknya kembali Khilafah Islamiyyah bukanlah sekedar mengenang kembali nostalgia masa lalu. Urusan ini berkaitan erat dengan iman dan keyakinan akan janji Allah سبحانه و تعالى yang tidak pernah berdusta serta prediksi Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم mengenai skenario Akhir Zaman yang tidak pernah meleset. Betapapun tampak digdayanya kekuatan kaum kuffar barat, kaum yahudi-nasrani serta para antek kaki-tangan mereka dari sebagian kaum musyrikin dan munafikin yang telah berhasil mereka rekrut dengan kebijakan stick and carrot.

Urusan siapa yang Allah سبحانه و تعالى izinkan memimpin dunia adalah urusan giliran. Ada kalanya Allah سبحانه و تعالى percayakan kepada kaum beriman dan ada kalanya dipercayakan kepada kaum kuffar. Dewasa ini giliran sedang Allah سبحانه و تعالى serahkan kepada kaum kuffar. Ummat Islam wajib bersabar dan melipat-gandakan kesabaran. Kesabaran untuk terus menyempurnakan persiapan diri, keluarga dan ummat di berbagai bidang, sejak dari bina al-iman wa at-tauhid hinggabina ad-da'wah wa al-jihad. Kesabaran untuk tidak mudah tergoda oleh rayuan pengusung NOS yang membujuk ummat Islam untuk memandang baik berkompromi dan kerja-sama dengan NOS guna memelihara nilai-nilai Sistem Dajjal. Kesabaran untuk tidak terjerembab ke dalam berbagai fitnah zaman yang telah meliputi segenap aspek kehidupan manusia. Fitnah yang telah meliputi aspek ideologi, politik, sosial, budaya, ekonomi, militer, pendidikan, hukum, kesehatan, informasi dan lain-lainnya.

Babak ini boleh jadi merupakan babak di mana ummat Islam sedang babak belur, tetapi ia bukan alasan untuk membiarkan diri mengembangkan defeated mentality (mental pecundang) sehingga kemenangan kaum kuffar sedemikian menyilaukan sehingga seorang muslim menggunakan kaedah if you can't beat them, then you join them (jika kamu tidak dapat mengalahkan mereka, maka bergabung sajalah dengan mereka). Sehingga kita mendengar mereka yang sedemikian rupa tersilaukan melihat kedigdayaan kaum kuffar tega secara terang-terangan mengungkapkan hilangnya kepercayaan diri terhadap perlunya institusi Khilafah Islamiyyah. Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji"uun. Padahal Rasulullah صلى الله عليه و سلم dengan jelas menyatakan bahwa sesudah babak yang penuh fitnah ini, niscaya Allah سبحانه و تعالى akan izinkan tegaknya kembali Khilafah Islamiyyah berdasarkan manhaj Kenabian.

تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ

مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ

ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا

ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ

النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ

أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا

إِذَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَرْفَعَهَا

ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا

فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ

أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا

إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا

ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً

فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ

أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا

إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا

ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ

النُّبُوَّةِ ثُمَّ سَكَتَ

"Akan berlangsung nubuwwah (kenabian) di tengah-tengah kalian selama kurun waktu tertentu yang Allah kehendaki lalu Dia mengangkatnya (berakhir) bila Dia menghendaki untuk mengakhirinya. Kemudian berlangsung khilafah menurut manhaj kenabian selama kurun waktu tertentu yang Allah kehendaki lalu Dia mengangkatnya bila Dia menghendaki untuk mengakhirinya Kemudian berlangsung para Mulkan 'Aadhdhon (para penguasa yang menggigit) selama kurun waktu tertentu yang Allah kehendaki lalu Dia mengangkatnya bila Dia menghendaki untuk mengakhirinya Kemudian berlangsung kepemimpinan Mulkan Jabbriyyan (para penguasa yang memaksakan kehendak) selama kurun waktu tertentu yang Allah kehendaki lalu Dia mengangkatnya bila Dia menghendaki untuk mengakhirinya Kemudian akan berelangsung kembali khilafah menurut manhaj kenabian. Kemudian beliau berhenti". (AHMAD – 17680)

Boleh jadi Allah سبحانه و تعالى tidak izinkan kita mengalami hidup di bawah naungan Khilafah Islamiyyah. Yang paling penting ialah memastikan diri dan keluarga kita menjadi bagian dari ummat islam yang dipercaya Allah سبحانه و تعالى untuk turut serta mempersiapkan dan memperjuangkannya di atas jalan yang lurus dan benar. Bukan malah menjadi bagian dari mereka yang justeru turut melestarikan dan memandang final The New World Order yang sejatinya merupakan Sistem Dajjal dalam rangka menyambut kedatangan si puncak fitnah, yakni Ad-Dajjal. Wa na'udzu billaahi min dzaalika…!‎ Description: Khilafah Islamiyyah Versus The New World Order
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Khilafah Islamiyyah Versus The New World Order
SelengkapnyaKhilafah Islamiyyah Versus The New World Order

Sebuah kisah dalam memilih Pemimpin

Posted by Noer Rachman Hamidi on Saturday, June 14, 2014

Pilpres sebentar lagi, itu artinya akan ada perhelatan akbar di negeri ini untuk menentukan siapa yang kelak menahkodai Indonesia, khususnya umat islam yang merupakan umat mayoritas di negeri ini. Tahun ini, hanya ada dua kandidat pasangan capres dan cawapres. Masing-masing dari pasangan tersebut memiliki basis massa yang berbeda-beda. Prabowo-Hatta dengan koalisi merah putihnya, didominasi oleh partai yang berlatar belakang "partai islam". Sedangkan Jokowi-JK, didukung oleh partai nasionalis berbasis sekuler, walaupun ada juga satu partai yang katanya berbasis islam yang memberikan dukungannya kepada pasangan Jokowi-JK.

Pada kedua pasangan capres dan cawapres tersebutlah, rakyat Indonesia menaruh harapan. Rakyat berharap, siapapun pemimpinnya, yang penting mampu memberikan rasa aman, kesejahteraan, serta keadilan kepada mereka.

Pertanyaannya, mungkinkah hal itu dapat terwujud ? Kita lihat saja nanti.

Ah, mungkin masih terasa dalam ingatan kita tentang satu nama seorang pemimpin umat, yang pada masa pemerintahannya tak ditemukan kemiskinan. Bahkan, penjara pun sepi dari para pelaku tindak kejahatan. Dialah Umar bin Abdul Aziz.

Seorang pemimpin dari kalangan Bani Umayyah. Beliau adalah pemimpin yang menebarkan keadilan, memberikan rasa aman, serta mampu mensejahterakan rakyat yang dipimpinnya.

***

Kala itu, ketika dirinya baru saja dilantik menjadi khalifah, datanglah sejumlah pengawal dengan membawakan kendaraan khusus untuk khalifah. Ketika kendaraan itu sudah tiba dihadapan, sang halifah justru berpaling darinya, dan lebih memilih untuk menaiki kendaraannya yang lama. Al Hakam bin Umar berkata " Saya menyaksikan orang-orang yang datang dengan kendaraan khusus kepada Umar bin Abdul Aziz saat dia diangkat menjadi khalifah. namun dia justru berkata "kirim kendaraan-kendaraan itu ke pasar, dan juallah, kemudian hasil dri penjualannya simpanlah di baitul mal. Aku, cukup naik kendaraanku ini saja".

Umar bin Abdul Aziz merupakan pemimpin yang takut kepada Tuhannya. Saking takutnya terhadap Sang Maha Khaliq, dia senantiasa menitikan air mata disepanjang harinya. Beliau mengkhawatirkan tentang kepemimpinannya. Beliau khawatir, jika ada sebagian dari rakyatnya yang merasakan ketidakadilan karena kepemimpinannya.

Fathimah, istri Umar bin Abdul Aziz pernah menemui suaminya dalam keadaan menangis, hingga airmatanya berlinang membasahi janggutnya. Umar bin Abdul Aziz berkata kepada istrinya, "Wahai Fathimah, sesungguhnya saya memikul beban umat Muhammad dari yang hitam sampai yang merah. Dan saya memikirkan persoalan orang-orang fakir dan kelaparan, orang yang sakit dan telantar, orang yang tidak punya pakaian dan orang yang tersisihkan, yang teraniaya dan yang terintimidasi, yang terasing dan yang ditawan, yang tua dan yang jompo, yang memiliki banyak kerabat, namun hartanya sedikit, dan orang-orang yang serupa dengan itu di seluruh pelosok negeri. Saya sadar dan tahu, bahwa Tuhanku akan menanyakan kelak di Hari kiamat. Saya khawatir, saat itu saya tidak memiliki alasan buat Tuhanku. Maka, menangislah saya"

Begitulah, ketika pemimpin suatu negeri mendahulukan rasa takut kepada Tuhannya, maka disaat yang bersamaan, dia pun akan selalu berusaha memenuhi amanahnya kepada rakyat yang dipimpinnya, terlebih lagi janji kepada Tuhannya.

Pada masa kepemimpinan beliau, rakyatnya tidak merasakan kelaparan, negerinya makmur, semua berkat ketaatan pemimpin, dan ketundukan rakyatnya terhadap aturan Allah swt.

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi…(Al A'raaf : 96)

Kita butuh pemimpin yang menirukan apa yang Umar bin Abdul Aziz lakukan. Benar-benar merakyat tanpa dibuat-buat, benar-benar dapat mensejahterakan tanpa pencitraan.

Umar bin Abdul Aziz sangat menyadari kedudukan beliau sebagai sorang pemimpin. Seperti yang pernah disampaikan oleh kakek buyutnya yang juga seorang pemimpin, Umar bin Khatab ra. bahwasannya beliau pernah berkata "pemimpin suatu kaum adalah pelayan bagi kaumnya". Itulah konsep seorang pemimpin dalam islam. pemimpin yang melayani, bukan pemimpin yang selalu minta untuk dimengerti oleh rakyatnya.

Kenaikan BBM, rakyat yang disuruh mengerti, aset negara dijual ke asing rakyat pun disuruh untuk mengerti. Hingga kemiskinan yang merajarela pun rakyat yang disuruh untuk mengerti dengan kondisi pemimpinnya saat ini. Ingat, Umar bin Abdul Aziz dapat membangun negerinya dengan penuh keadilan dan kemakmuran, hanya membutuhkan waktu kurang dari 3 tahun. Di Indonesia, 32 tahun kepemimpinan otoriter rezim Soeharto, dan 10 tahun kepemimpinan era demokrasi pasca reformasi yang dipegang oleh SBY, tetap tak dapat menjadikan negeri ini makmur, adil, sejahtera. Karena memang, para pemimpin yang pernah menahkodai negeri ini, mengesampingkan rasa takutnya kepada Allah swt. dan justru takut kepada penguasa asing pengusung kapitalisme.

Kekayaan alam negeri ini, bukan dikelola secara mandiri, agar hasilnya kelak dikembalikan kepada rakyat, tapi yang ada malah diberikan kepada pihak asing.

Riba dimana-mana seakan menjadi hal yang halal, padahal itu jelas diharamkan. Praktek prostitusi menjadi barang yang mudah untuk ditemukan di negeri ini, bahkan dipelihara sebagai aset penghasilan lewat pajak bangunan yang digunakan sebagai tempat mesum tersebut. Kepemimpinan ala demokrasi, pada akhirnya hanya akan menghasilkan pemimpin yang menjadi jongos para kapitalis.

Bangsa ini butuh seorang pemimpin seperti Umar bin Abdul Aziz, dengan sistem pemerintahan yang juga mendukung untuk menghasilkan pemimpin semacam beliau. Hanya dengan khilafah islam lah yang memungkinkan lahirnya sosok pemimpin seperti Umar bin Abdul Aziz. Bukan dari sistem demokrasi, yang memasung hak-hak Tuhan sebagai pengatur dan pencipta alam semesta beserta hukum-hukum yang terdapat didalamnya.

Berikut adalah khutbah yang disampaikan oleh Umar bin Abdul Aziz tatkala dirinya dibai'at sebagai khalifah :

"Wahai hadirin sekalian, sesungguhnya tidak ada satu kitab suci apapun setelah Al-Qur'an, dan tidak akan ada Nabi setelah Muhammad. Ketahuilah bahwa saya bukan pembuat undang-undang. Saya hanyalah orang yang melaksanakan dan bukan pula orang yang membuat ajaran-ajaran baru (bid'ah), saya hanyala sebagai pengikut.

Saya bukan sebagai orang yang terbaik diantara kalian, justru saya adalah orang yang memikul beban demikian berat. Sesungguhnya seorang yang melarikan diri dari pemimpin yang zhalim, dia bukanlah orang yang zhalim. Ketahuilah, bahwa tidak ada ketaatan kepada makhluk apabila dia berada dalam maksiat.

Semoga kita dapat mengerti, bahwa perkara kepemimpinan bukanlah perkara yang sepele. Ini adalah perkara yang kelak akan menentukan baik atau buruknya suatu bangsa.

Ingatlah, bahwa sumber kebaikan, hanya datang dari Allah swt, Tuhan semesta alam. Peraturan yang baik, adalah peraturan yang berjalan sesuai dengan aturan-Nya. Dan pemimpin yang baik, adalah pemimpin yang ingin menerapkan syariat-Nya.

Kita semua merindukan sosok seperti Umar bin Abdul Aziz, guna mengatur urusan umat ini menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya. Bukan pemimpin yang hadir lewat pencitraan, atau pemimpin yang hanya datang bila ada kepentingan.

Bijaklah dalam memilih pemimpin, pilihlah pemimpin yang mau menerapkan syariat islam secara kaffah. Bila tak ada pemimpin yang seperti itu, maka berdiam dari memilih pemimpin yang sama-sama tidak takut kepada Tuhannya, adalah lebih baik, sekalipun memilih pemimpin yang kecil mudharatnya. Ketahuilah, dalam demokrasi tak ada yang kecil mudharatnya, karena sesungguhnya, demokrasi itu sendiri merupakan kemudharatan yang besar.

Sumber cerita : Tarikh Khulafa – Imam As Suyuthi‎ Description: Sebuah kisah dalam memilih Pemimpin
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Sebuah kisah dalam memilih Pemimpin
SelengkapnyaSebuah kisah dalam memilih Pemimpin

Allah Menjadikan Penguasa sesuai Keadaan Rakyatnya

Posted by Noer Rachman Hamidi on Friday, June 6, 2014

Allah Menjadikan Penguasa sesuai Keadaan Rakyatnya

Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan penguasa-penguasa sesuai dengan keadaan rakyatnya. Allah berfirman:

وَكَذَلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضاً بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ (الأنعام: ١٢٩)

"Dan demikianlah Kami jadikan sebagian orang-orang yang zalim itu menjadi teman bagi sebahagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan." (QS Al-An'am [6]: 129)

Allah menyebutkan dalam ayat ini, sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Imam Ath-Thurthusy, bahwasanya Allah akan memberikan kepada suatu kaum pemimpin yang sama dengan mereka.

Apabila kita menginginkan supaya kita diberikan pemimpin yang baik, yang adil, yang melaksanakan hukum-hukum Allah, tentulah rakyatnya pun juga menjadi rakyat-rakyat yang beriman, yang bertakwa, yang takut kepada Allah, dan senantiasa istighfar (memohon ampun) kepadaNya.

Dahulu, 'Abdul Malik bin Marwan berkata kepada rakyatnya:

أنصفونا يا معشر الرعية، تريدون منا سيرة أبي بكر وعمر! ولا تسيرون فينا ولا في أنفسكم بسيرة رعية أبي بكر وعمر!

"Wahai rakyatku, bersikaplah adil (kepada kami, penguasa kalian)! Kalian menginginkan supaya kami sebagai pemimpin seperti Abu Bakar dan Umar, tapi kalian sendiri kepada kami dan kepada diri kalian sendiri tidak seperti rakyat Abu Bakar dan Umar!"

Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan kepada siapa yang Allah kehendaki dari penguasa-penguasa. Kewajiban kita hanyalah meminta kepada Allah, agar Allah tidak menguasakan kepada kita penguasa yang tidak menyayangi rakyatnya.

‎ Description: Allah Menjadikan Penguasa sesuai Keadaan Rakyatnya
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Allah Menjadikan Penguasa sesuai Keadaan Rakyatnya
SelengkapnyaAllah Menjadikan Penguasa sesuai Keadaan Rakyatnya

GeBukBush

Posted by Unknown

Description: GeBukBush
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: GeBukBush
SelengkapnyaGeBukBush

Bersama Saddam Husein.

Posted by Unknown

Description: Bersama Saddam Husein.
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Bersama Saddam Husein.
SelengkapnyaBersama Saddam Husein.

Photo di Benteng Marlborough, Bengkulu.

Posted by Unknown on Thursday, June 5, 2014

Description: Photo di Benteng Marlborough, Bengkulu.
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Photo di Benteng Marlborough, Bengkulu.
SelengkapnyaPhoto di Benteng Marlborough, Bengkulu.

Laporan Perjalanan ke Bengkulu.

Posted by Unknown

Laporan Perjalanan ke Bengkulu. 
Menghadiri Pelepasan Perdana SDIT 'Aisyiyah Taman Harapan
Curup, Rejang Lebong, Bengkulu.
Oleh : dra.sri muryani ilham, MAg  dan  dra.suwarni, MPd.


Keberangkatan.

1.  Hari Jum'at tgl30 Mei 2014. Berangkat dari  Bandara Soekarno Hatta dengan pesawat  Lion Air yang mengalami delay 45 menit, berangkat pk 13. 35 dan tiba di bandara Fatmawati Bengkulu pk 14.50. Bengkulu adalah  tempat kelahiran ibu Fatmawati Soekarno, Bengkulu juga dikenal dengan nama Bumi Rafflesia.
Dijemput oleh ketua PWA ibu  Yuslidar, ibu Niswani dan ibu Suryadarma. Setelah        
makan  ikan bakar dan es kelapa muda  di RM Minora lalu menuju  Curup dengan
perjalanan selama 3 jam dari Bengkulu, langsung menuju Hotel Griya Anggita, disambut oleh panitya  pelepasan SDIT 'Aisyiyah. Mandi di hotel kemudian makan malam di RM Padang, kemudian berangkat ke Panti Asuhan 'Aisyiyah.

Jalannya Acara.

2. Malam hari pertemuan  di Panti  Asuhan Aisyiyah, disana telah berkumpul para pengurus  Aisyiyah, pengurus panti ibu Yanti cs  dan para guru. Hadir  pula wakil PDM Rejang Lebong bapak Karim dan Direktur SDITA bapak Mardiyono.
Tema acara adalah silaturahim dan sharing tentang masalah organisasi dan pendidikan. Ibu Sri Ilham memberikan pengarahan tentang pendidikan Agama dan ibu Suwarni ttg pendidikan  umum.
Juga  mendiskusikan  tentang kiat-kiat agar modal yang didapat dari hutang di Bank bisa cepat terbayar, antara lain kdengan memperbanyak  kuantitas atau jumlah murid serta  upaya-upaya yang dapat menarik masyarakat untuk memasukkan anak-anaknya ke sekolah 'Aisyiyah.  Peningkatan sumber daya para pendidik dan tenaga kependidikan melalui training, studi banding dan promosi melalui media sekolah dll.

3.  Hari Sabtu tgl.31 Mei adalah hari "H" acara Pelepasan Perdana Siswa SDIT 'Aisyiyah di Aula RESC Kompleks SDITA, acara yang dikemas sangat spektakuler, sekaligus dikaitkan dengan peringatan Satu Abad 'Aisyiyah dan persiapan pembukaan SMP Kreatif 'Aisyiyah pada tahun pelajaran  1014/2015. . Siswa yang dilepas sebanyak 53 orang , Murid baru 195 orang, jumlah siswa  seluruhnya 785 orang.
Adapun SMP Kreatif Aisyiyah telah menerima pendaftaran murid baru sebanyak 63 orang.
Acara Pelepasan SDIT 'Aisyiyah sangat meriah dan dihadiri berbagai pihak, yaitu PPA Majelis Dikdasmen, PWA Bengkulu dan Majelis, PDM Rejang Lebong, Dinas Pendidikan, UPTD. PGRI, wakil ortu murid. Berbagai atraksi ditampilkan sebagai gambaran profil SDIT 'Aisyiyah  dengan kreatifitas dan prestasi -prestasi yang telah dicapainya.
Sekitar pk 13.00 selesai sudah acara Pelepasan, setelah makan siang dan shalat Dhuhur-Ashar, kemudian menuju ke Bengkulu kembali dengan menempuh jarak sebagaimana keberangkatan.
Menjelang Maghrib tiba di Bengkulu dan disediakan penginapan di Hotel Samudera Dwinka Bengkulu yang lokasinya  berada di depan masjid  Jami' yang didesain oleh Bung Karno. Makan malam di dekat holel didampingi oleh ibu Niswani dan ibu Suryadarma.

4.  Hari Ahad tgl. 1 Juni 2014, menunggu jadwal kepulangan ke Jakarta, kami dibawa jalan- jalan ke beberapa tempat bersejarah, ke Benteng Marlbourogh, yaitu banteng yang dibangun oleh penjajah Inggris, benteng yang didalamnya terdapat kamar- kamar    
/ sel-sel tahanan, salah satu diantaranya adalah tempat Presiden Soekarno diinterogasi oleh pàra Jenderal Inggris.
Tidak jauh dari Benteng terdapat Gedung Pers Bengkulu yang megah dan indah, sayang gedung tsb agak terbengkalai karena sedang terjadi masalah yang bersangkutan dengan dana pembangunan gedung tersebut.
Selanjutnya kami akan dibawa melihat rumah Bung Karno dan rumah ibu Fatmawati, namun disayangkan jalan distirilkan karena ada kunjungan Wapres Boediono dan Ketua MPR RI.Karena waktu telah mendekati jadwal penerbangan pulang ke Jakarta, setelah makan siang di rumah makan Padang lalu menuju ke Bandara Fatmawati Soekarno, terakhir dengan pesawat Sriwijaya kami berdua pulang ke Jakarta, alhamdulillah wasy ayukrulillah selamat sampai ke tempat tinggal bertemu keluarga.

                                                                          CIPUTAT,  2 JUNI 2014.



Sent from my iPad
Description: Laporan Perjalanan ke Bengkulu.
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Laporan Perjalanan ke Bengkulu.
SelengkapnyaLaporan Perjalanan ke Bengkulu.

Alfaafa dan Kejayaan Bangsa-Bangsa di Dunia

Posted by Noer Rachman Hamidi on Sunday, June 1, 2014

KETIKA 1300 tahun lalu Panglima Tariq Bin Ziyad membakar kapalnya dan mendarat di Gibraltar (Jabal Tariq), pasukan Tariq yang hanya sekitar 7000 orang mampu mengalahkan pasukannya raja Roderick Spanyol yang berjumlah 25.000 orang.

Kemenangan ini tentu karena pertolongan Allah semata, tetapi ada sisi-sisi ikhtiari manusianya yang juga harus berusaha keras untuk mencapai kemenangan tersebut. Di antara sisi ikhtiari ini adalah upaya menyediakan logistik yang efisien untuk mendukung kekuatan pasukan.

Bisa Anda bayangkan, setelah Tariq mendaratkan pasukannya dan membakar kapalnya – dengan apa dia bisa terus masuk merangsek ke daratan Spanyol? Berjalan kaki kah? Tentu tidak. Mereka juga menyiapkan kuda-kuda perang yang perkasa untuk dapat mengalahkan kekuatan musuh yang jauh lebih besar.

Tetapi kuda-kuda ini kan perlu diberi makan agar tetap kuat berlari, lantas dari mana makannya? Sedangkan ketika 7000 pasukan Muslim masuk pertama kali ke Spanyol tentu belum memungkinkan untuk memperoleh support logistik dari daerah yang dimasukinya karena semuanya masih wilayah musuh. Inilah pentingnya logistik dalam setiap gerakan pasukan, jadi selain mereka memiliki bekal secukupnya untuk pasukan, mereka juga membawa bekal secukupnya untuk kuda-kudanya.

Untuk tetap perkasa, kuda harus diberi makan bergizi yang cukup. Bila yang dibawa adalah rumput-rumput biasa, akan perlu begitu banyak rumput harus dibawa sehingga di kapal tidak ada lagi tempat untuk pasukannya. Maka harus ada sedikit rumput yang cukup untuk membuat kuda-kuda tersebut tetap perkasa. Rumput alfaafa-lah (yang kemudian bangsa spanyol menyebutnya alfalfa) yang menjadi bekal logistik pakan kuda-kuda Tariq ini.

Selama kurun waktu yang hampir 8 abad kemudian (781 tahun), pasukan Islam memakmurkan sebagian bumi Eropa antara lain dengan mengajari mereka bercocok tanam dlsb, termasuk juga menanam alfaafa ini. Maka ketika pasukan Spanyol pimpinan Hernando Cortez mendaratkan kapal-kapalnya di Meksiko tahun 1519 atau 27 tahun pasca berakhirnya kekuasaan Islam di Spanyol (1492), mereka telah belajar hampir 8 abad tersebut dari Islam – termasuk dalam hal menyiapkan logistik perangnya.

Pasukan Hernado Cortez-pun membawa kuda-kuda dan rumput yang dibawa-pun adalah rumput alfaafa – dari sinilah benua Amerika mengenal alfaafa itu hingga kini. Spanyol menguasai Amerika latin sekitar 300 tahun atau hampir sama dengan Belanda menguasai negeri ini. Maka tidak heran bila salah satu bahasa yang popular di Amerika Latin sampai sekarang adalah bahasa Spanyol.

Sisi lain yang tidak menjadi perhatian dan jarang ditulis di dalam sejarah adalah logistiknya. Pasukan menjadi unggul manakala ligistiknya juga unggul. Ketika Islam unggul di Spanyol 781 tahun, logistik mereka unggul – dan mereka juga menguasai tanaman alfaafa.

Ketika 300 tahun kemudian ganti Spanyol yang unggul khususnya di Amerika Latin, mereka juga unggul di bidang logistik termasuk alfaafa untuk kuda-kuda mereka – keunggulan yang mereka pelajari selama 781 tahun dari Islam di Spanyol.

Kini negeri baru Amerika Serikat yang baru exist kurang dari 240 tahun terakhir, mereka secara tidak langsung 'menguasai' dunia dengan kekuatan militer, teknologi, budaya popular dan juga produk-produk peternakan (daging) dan pertanian – termasuk alfaafa-nya yang mencapai sekitar 9.2 juta hektar luas tanam – terbesar di dunia saat ini.

Maka tidak ada yang kebetulan di dunia ini, sunatullah dalam hukum sebab akibat berlaku dan terbukti dalam sejarah. Islam Berjaya 781 tahun di Spanyol ketika sisi ikhtiari mereka juga kuat – yang dengan ikhtiar-nya tersebut mereka ditolong Allah, sisi iktiar mereka termasuk menyiapkan logistik untuk kuda-kuda perang dengan rumput yang paling efisien yaitu alfaafa – yang nama maupun karakternya disebut di al-Qur'an (QS 78 : 16 dan QS 80: 28).

Tetapi mengapa alfaafa atau alfalfa bisa menjadi faktor plus dalam kejayaan bangsa-bangsa dalam sejarah dunia? Dalam ilmu energi, dikenal istilah EROI – Energy Return On Investment. Yaitu energy earned (yang dihasilkan) dibagi dengan dengan energy consumed (yang dikonsumsi) dari suatu sistem.

Bangsa-bangsa yang memiliki pengelolaan energi dengan EROI tertinggi dia yang akan mempunyai tenaga ekstra untuk menjaga eksistensi bangsa tersebut dan akan terus berkembang. Sebaliknya bangsa-bangsa yang memiliki sistem dengan EROI rendah, maka dia akan sulit bertahan dan bahkan akan cenderung punah.

Terkait dengan EROI ini; untuk produk pertanian alfaafa memiliki EROI tertinggi dibandingkan tanaman lain seperti gandum, jagung dlsb. EROI Alfaafa adalah 27, dibandingkankan dengan gandum yang hanya dikisaran 12 dan jagung di kisaran 6. Jadi dengan input yang sama alfaafa memberikan hasil yang 2.25 kali dari gandum dan sekitar 4.5 kali dari jagung.

Artinya apa ini? Bangsa-bangsa yang menguasai alfaafa tidak kebetulan bila mereka juga menguasai dunia karena efisiensi di sisi produksi energy berupa pangan dan pakan untuk ternak mereka. Maka bukan kebetulan pula bila di al-Qur'an ada dua surat yang berurutan yang didalamnya mengandung petunjuk untuk memperhatikan urusan pangan dan pakan ini: "Mataa 'allakum wa li an'amikum." (Semua itu untuk kesenanganmu dan untuk hewan-hewan ternakmu). [QS 79:33 dan QS 80: 32].

Maka inilah bagian dari ikhtiar itu, ikhtiar untuk kita juga mulai menanam alfaafa – sebagai sumber pangan dan pakan yang sangat efisien sepanjang masa.

Mudah-mudahan ini menjadi awal bangkitnya kekuatan umat ini, awal untuk mengembalikan kejayaan umat Islam di tengah peradaban umat-umat lain yang kini lagi menguasai dunia – melengkapi ikhtiar yang juga dilakukan oleh saudara-saudara kita yang lain dibidang penguatan aqidah, pendidikan, politik, ekonomi, pemikiran dlsb. InsyaAllah.‎ Description: Alfaafa dan Kejayaan Bangsa-Bangsa di Dunia
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Alfaafa dan Kejayaan Bangsa-Bangsa di Dunia
SelengkapnyaAlfaafa dan Kejayaan Bangsa-Bangsa di Dunia

“Ini Tidak Mungkin! Muhammad pasti Menggunakan Mikroskop”

Posted by Noer Rachman Hamidi on Friday, May 23, 2014


DR. Keith L. Moore  MSc, PhD, FIAC, FSRM adalah Presiden AACA (American Association of Clinical Anatomi ) antara tahun 1989 dan 1991. Ia menjadi terkenal karena literaturnya tentang mata pelajaran Anatomi dan Embriologi dengan puluhan kedudukan dan gelar kehormatan dalam bidang sains.

Dia menulis bersama profesor Arthur F. Dalley II, Clinically Oriented Anatomy, yang merupakan literatur berbahasa Inggris paling populer dan menjadi buku kedokteran pegangan di seluruh dunia. Buku ini juga digunakan oleh para ilmuwan, dokter, fisioterapi dan siswa seluruh dunia.

Pada suatu waktu, ada sekelompok mahasiswa yang menunujukkan referensi al-Qur'an tentang 'Penciptaan Manusia' kepada Profesor Keith L Moore, lalu sang Profesor melihatnya dan berkata :

"Tidak mungkin ayat ini ditulis pada tahun 7 Masehi, karena apa yang terkandung di dalam ayat tersebut adalah fakta ilmiah yang baru diketahui oleh ilmu pengetahuan modern! Ini tidak mungkin, Muhammad pasti menggunakan mikroskop!"

Para Mahasiswa tersebut lalu berkata, "Prof, bukankah saat itu Mikroskop juga belum ada?"

"Iya, iya saya tau. Saya hanya bercanda, tidak mungkin Muhammad yang mengarang ayat seperti ini," jawab sang profesor.

"Kemudian Kami menjadikan air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan alaqoh (sesuatu yang melekat), lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami menjadikannya mahluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci Allah Pencipta yang paling baik" [QS. Al Mu'minuun: 13-14]

Jika di cermati lebih dalam, sebenarnya 'alaqoh' dalam pengertian Etimologis yang biasa di terjemahkan dengan 'segumpal darah' juga bermakna 'penghisap darah', yaitu lintah.



Padahal tidak ada pengumpamaan yang lebih tepat ketika Embrio berada pada tahap itu, yaitu 7-24 hari, selain seumpama lintah yang melekat dan menggelantung di kulit.

Embrio itu seperti menghisap darah dari dinding Uterus, karena memang demikianlah yang sesungguhnya terjadi, Embrio itu makan melalui aliran darah. Itu persis seperti lintah yang menghisap darah. Janin juga begitu, sumber makanannya adalah dari sari makanan yang terdapat dalam darah sang ibu.

Ajaibnya, Embrio Janin dalam tahap itu jika di perbesar dengan mikroskop bentuknya benar-benar seperti lintah. Dan hal itu tidak mungkin jika Muhammad sudah memiliki pengetahuan yang begitu dahsyat tentang bentuk janin yang menyerupai lintah lalu menulisnya dalam sebuah buku.

Padahal pada masa itu belum di temukan mikroskop dan lensa.

Ayat tersebutlah yang membuat sang profesor akhirnya memeluk agama Islam dan merevisi beberapa kajian ilmiahnya karena Al-Quran ternyata telah menjawab beberapa bagian yang selama ini membuat sang profesor gusar.

Ia merasa materi yang ditelitinya selama ini terasa belum lengkap atau ada tahapan dari perkembangan Embrio yang kurang.
Description: “Ini Tidak Mungkin! Muhammad pasti Menggunakan Mikroskop”
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: “Ini Tidak Mungkin! Muhammad pasti Menggunakan Mikroskop”
Selengkapnya“Ini Tidak Mungkin! Muhammad pasti Menggunakan Mikroskop”

Para Pemimpin di jaman Mulkan Jabariyah

Posted by Noer Rachman Hamidi


Kekhusu'an kita dalam melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan tahun ini  - khususnya 10 hari pertama - kemungkinan akan terganggu oleh kegaduhan PEMILU Presiden. Maka PEMILU ini harus disikapi secara proporsional, jangan sampai gara-gara ini terganggu silaturahim kita apalagi terjebak dalam fitnah-memfitnah, penyebaran berita yang tidak benar dan sejenisnya. Lebih dari itu kita perlu mengenal jaman dimana kita sekarang sedang berada, agar kita tahu prioritas apa yang harusnya kita lakukan tahap demi tahapnya.

Rata-rata ulama kita sepakat bahwa saat ini kita hidup di jaman Mulkan Jabariyah dalam pergiliran jaman yang pentahapannya diuraikan melalui hadits berikut :  "Adalah masa Kenabian itu ada di tengah tengah kamu sekalian, adanya atas kehendaki Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Ia menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian adalah masa Khilafah yang menempuh jejak kenabian (Khilafah 'ala minhajin nubuwwah), adanya atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya (menghentikannya) apabila Ia menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian adalah masa Kerajaan yang menggigit (Mulkan 'Adldlon), adanya atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya apabila Ia menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian adalah masa Kerajaan yang memaksa (Mulkan Jabariyah), adanya atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya, apabila Ia menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian adalah masa Khilafah yang menempuh jejak Kenabian (Khilafah 'ala minhajin nubuwwah)." Kemudian beliau (Nabi) diam." (HR.Ahmad).

Dalam jaman raja-raja yang memaksa ini, siapapun yang memimpin negeri ini belum akan membawa banyak kebaikan karena  belum akan mengikuti aturan  syariatNya. Karena hukum yang berlaku belum akan sesuai syariat - yang haram-pun masih bisa diwajibkan, maka belum bisa kita memilih saudara-saudara kita yang shaleh untuk memimpin negeri seperti ini.

Kita justru akan menjerumuskan mereka dalam kedhaliman - yang bisa jadi mereka tidak sadari - bila kita memilih mereka menjadi pemimpin negeri dalam jaman yang masih seperti ini. Seperti apa contohnya ? Berapa banyak sudah kita punya kepala daerah dan kepala negara yang muslim, sebagian bahkan berlatar belakang ustadz. Tetapi apa sikapnya terhadap riba yang difatwakan oleh MUI no 1 tahun 2004 ?

Tidak ada pemimpin yang meng-gubris sedikitpun fatwa ulama tersebut untuk  setidaknya membebaskan daerah atau wilayah yang dipimpinnya dari riba. Malah mereka juga menjadi pelaksana dan bahkan  penganjur system riba itu sendiri – yang kini menjadi wajib dengan adanya BPJS dan JKN. Kasihan bukan bila saudara-saudara kita yang (dahulunya) shaleh kemudian terjerumus menjadi pemimpin yang harus melaksanakan dan bahkan ikut menganjurkan riba ini ?

Lantas apa yang seharusnya kita lakukan di jaman Mulkan Jabariyah yang seperti ini ? Akan lebih baik bila kita berada di luar jalur pemerintahan tetapi bersamaan dengan itu kita membangun barisan yang kuat, agar bisa setiap saat tiada berhenti 'menasihati' pemerintah dengan kekuatan umat yang solid – agar mereka  yang memimpin tidak menambah kerugian bagi umat yang besar ini.

Mengapa tidak berada di dalam pemerintahan saja agar lebih mudah berbuat ? Suasana batinnya yang akan berbeda. Bila kita menjadi bagian dari pemerintahan, maka kita akan cenderung membela dan membenarkan apa yang dilakukan pemerintah – bahkan bila hal itu melanggar syariat sekalipun. Budaya kita belum memungkinkan seorang bawahan menasihati atasan !

Bila saya sampaikan ke saudara-saudara saya yang menjadi bagian dari pemerintahan tentang Riba yang diwajibkan dalam BPJS dan JKN tersebut di atas misalnya, maka spontan mereka membelanya – bahwa ini dilakukan demi kebaikan dan kesejahteraan rakyat. Masya' iya harus dengan riba ? Dengan memerangi Allah dan RasulNya ( QS 2 :279) kita bisa mensejahterakan rakyat ?

Mungkin belum banyak yang bisa kita lakukan di luar system, tetapi setidaknya kita sudah menolaknya di hati kita – kita tidak ikut terjebak membelanya – sambil terus berusaha agar keberadaan kita membawa manfaat yang besar bagi jaman ini dan juga anak keturunan kita nanti. Lantas apa yang secara konkrit bisa kita perbuat ketika kita hidup di jaman Mukan Jabariyah yang penuh fitnah ini ?

Secara umum ada tiga hal yang harus bisa kita lakukan, yaitu meningkatkan keimanan, ketakwaan dan amal shaleh. Ini adalah pekerjaan yang sangat luas yang bisa dilakukan oleh siapa saja dalam bidang apa saja.

Yang akan membuat negeri ini makmur di jaman ini bukanlah para pemimpinnya, tetapi dari rakyat atau penduduknya yang beriman dan bertakwa. Apapun janji kemakmuran yang akan dibawa oleh para (calon) pemimpin yang sedang merayu hati rakyat saat ini – tidak akan pernah terpenuhi janji tersebut – selagi para (calon) pemimpin tersebut tidak mengajak kepada keimanan dan ketakwaan. Sampai saat ini saya belum melihat adanya kampanye yang fokusnya mengajak kepada dua hal ini – keimanan dan ketakwaan. Padahal inilah kunci kemakmuran itu sebagaimana ayat berikut :

"Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (QS 7:96)

Jadi dua langkah saja cukup untuk membawa kemakmuran bagi negeri ini, yaitu yang pertama meningkatkan keimanan dan yang kedua meningkatkan ketakwaan.

Kemudian langkah ketiganya adalah meningkatkan amal shaleh di segala bidang. Ingat bahwa saat ini kita berada di jaman Mulkan Jabariyah, entah berapa lama waktunya kita akan sampai pada jaman berikutnya yaitu jaman Khilafah yang menempuh jejak Kenabian (Khilafah 'ala minhajin nubuwwah).

Apa yang bisa kita lakukan saat ini untuk menyongsong jaman tersebut ? buanyak sekali amal shaleh yang terkait dengan persiapan ini. Kinilah waktunya kita menyiapkan pendidikan terbaik kita, agar anak-anak dan cucu keturunan kita kelak memenuhi syarat untuk mengusung jaman Khilafah yang menempuh jejak Kenabian tersebut.

Kinilah waktunya untuk kita mulai merintis seluruh system kehidupan yang mengikuti syariat, mulai dari ketika kita berdagang, mengelola modal, mengelola kesehatan, mengelola pasar, mengelola sikap dalam berpolitik dlsb.dlsb.

Kini pulalah waktunya kita menggunakan petunjukNya yang langsung melalui ayat-ayat Al-Qur'an maupun melalui sunnah-sunnah nabiNya, dalam mengelola seluruh sumber daya alam yang melimpah yang memang beban tugas memakmurkannya ada di pundak kita ( QS 11:61).

Tidak berada dalam pemerintahan – bukan berarti kita pasif dan menyerahkan urusan pada yang bukan ahlinya. Sebaliknya kita bisa aktif berbuat untuk persiapan kemakmuran yang sesungguhnya, tanpa terjebak dalam jaman dimana kita 'dipaksa' mengikuti system yang melanggar syariat.

Bahwa dengan langkah-langkah yang mengikuti syariat ini kita yakin akan makmur, ya karena ada janji Allah dalam ayat di QS 7:96 tersebut di atas. Kita juga tidak akan membiarkan siapapun yang memerintah nanti berbuat semaunya yang merugikan umat – seperti riba yang diwajibkan tersebut di atas, kita akan bisa menolaknya bila umat yang besar ini bersatu dan justru tidak terbelah-belah sebagian membela system riba yang lain menolaknya.

Bahwa kunci kemakmuran ada di umat atau penduduk ini, selain dijanjikan di ayat di atas juga dikabarkan melalui hadits berikut : " Tidak akan terjadi hari kiamat, sebelum harta kekayaan telah tertumpuk dan melimpah ruah, hingga seorang laki-laki pergi ke mana-mana sambil membawa harta zakatnya tetapi dia idak mendapatkan seorangpun yang bersedia menerima zakatnya itu. Dan sehingga tanah Arab menjadi subur makmur kembali dengan padang-padang rumput dan sungai-sungai " (HR. Muslim).

Kemakmuran yang tergambar dalam hadits tersebut di atas – jelas kemakmuran di jaman Islam karena diindikasikan dengan kalimat "…laki-laki pergi ke mana-mana sambil membawa harta zakatnya…", siapa lagi yang sadar zakat kalau bukan muslim ?

Tetapi tentu saja kemakmuran ini tidak datang secara ujug-ujug, kemakmuran ini perlu ikhtiar kerja keras kita, bersamaan dengan itu kemakmuran ini perlu pertolonganNya – yang tidak mungkin kita peroleh bila kita melawanNya dengan system yang ribawi misalnya.

Untuk memperoleh pertolonganNya perlu keimanan dan ketakwaan, sedang jangankan sampai ketakwaan – keimananpun tidak ada bila kita masih menggunakan system riba apalagi mewajibkannya. Perhatikan ayatNya berikut : "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman." (QS 2:278)

Ayat tersebut jelas bahwa sesudah perintah beriman dan bertakwa kita disuruh meninggalkan riba – jika kita beriman !, jika tidak ? tahu sendiri maknanya.

Kepemimpinan akan kembali ke umat ini bila syaratnya sudah kita penuhi, bahkan bukan hanya kepemimpinan negeri ini tetapi kepemimpinan dunia. Dan ini pasti terjadi karena Dia sendirilah yang berjanji, kapan itu ? Setelah kita bisa membangun generasi yang benar-benar beriman dan beramal shaleh.  Saat itulah umat ini akan kembali memimpin dunia !

"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik." (QS 24:55)

Jadi jelas, tugas umat  di jaman Mulkan Jabariyah ini bukan berebut  kekuasaan di pemerintahan tetapi melakukan hal-hal yang harus dilakukannya. Dari penjelasan di atas, ada setidaknya 3 points dari things to do yang  insyaallah kita semua bisa mulai melakukannya di bidang dan posisi kita masing-masing.

Tiga hal tersebut adalah : Pertama meningkatkan keimanan, Kedua meningkatkan ketakwaan dan Ketiga meningkatkan amal saleh. Tiga hal inilah kunci turunnya berkah dari langit dan dari bumi (Iman dan Takwa), dan kunci kembalinya kepemimpinan ke tangan umat (Iman dan Amal Shaleh).

Maka jangan sampai kegaduhan politik yang akan berlarut sampai memasuki 10 hari pertama di bulan Ramadhan nanti, justru menjauhkan kita dari kunci-kunci kemakmuran dan kepemimpinan umat yang sejati ini.
Description: Para Pemimpin di jaman Mulkan Jabariyah
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Para Pemimpin di jaman Mulkan Jabariyah
SelengkapnyaPara Pemimpin di jaman Mulkan Jabariyah

Para Pemimpin Yang Sebaiknya Ditolak

Posted by Noer Rachman Hamidi on Monday, May 19, 2014


Para Pemimpin Yang Sebaiknya Ditolak
Ihsan Tandjung – Senin, 19 Rajab 1435 H / 19 Mei 2014 15:00 WIB

Di antara Nubuwwah (prediksi Nabi Muhammad shollallahu 'alaih wa sallam) ialah persoalan para pemimpin yang sebaiknya ditolak.

Dalam hadits tersebut digambarkan bahwa suatu ketika di masa yang akan datang bakal muncul para pemimpin yang dikenal di tengah masyarakat namun tidak disetujui karena sikap dan perilakunya yang zalim dan fasiq. Kemudian Nabi shollallahu 'alaih wa sallam memberi tahu kita bagaimana sikap yang semestinya ditegakkan bila para pemimpin seperti itu muncul. Untuk lebih jelasnya inilah tex hadits itu secara lengkap:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَتَكُونُ أُمَرَاءُ

فَتَعْرِفُونَ وَتُنْكِرُونَ فَمَنْ عَرَفَ بَرِئَ وَمَنْ أَنْكَرَ سَلِمَ

وَلَكِنْ مَنْ رَضِيَ وَتَابَعَ قَالُوا أَفَلَا نُقَاتِلُهُمْ قَالَ لَا مَا صَلَّوْا

Rasulullah shollallahu 'alaih wa sallambersabda: "Akan muncul pemimpin-pemimpin yang kalian kenal, tetapi kalian tidak menyetujuinya. Orang yang membencinya akan terbebaskan (dari tanggungan dosa). Orang yang tidak menyetujuinya akan selamat. Orang yang rela dan mematuhinya tidak terbebaskan(dari tanggungan dosa)." Mereka bertanya: "Apakah kami perangi mereka?" Nabi shollallahu 'alaih wa sallambersabda: "Tidak, selagi mereka masih sholat." (HR Muslim 3445)

Dengan jelas Nabi shollallahu 'alaih wa sallam menyatakan bahwa orang yang membenci para pemimpin yang zalim dan fasiq itu akan terbebaskan dari tanggungan dosa. Orang yang tidak menyetujui mereka akan selamat. Berarti hadits ini menegaskan sikap yang semestinya dimiliki seorang mukmin ketika berhadapan dengan pemimpin yang memiliki penyimpangan akhlak. Berbeda sekali dengan anggapan sebagian orang yang mengatakan bahwa di dalam ajaran Islam bagaimanapun perilaku seorang pemimpin ummat harus tetap mematuhinya dan menganggapnya sebagai ulil amri minkum (pemegang urusan di kalangan orang-orang beriman). Hadits ini jelas membantah anggapan naif tersebut.

Lalu dengan tegas Nabi shollallahu 'alaih wa sallam memperingatkan mereka yang rela dan mematuhi para pemimpin zalim dan fasiq itu. Beliau mengatakan bahwa "Orang yang rela dan mematuhinya tidak terbebaskan(dari tanggungan dosa)." Di sinilah ajaran Islam memandang bahwa urusan menyerahkan loyalitas dan kepatuhan bukanlah perkara ringan. Sebab tidak saja si pemimpin berdosa karena kezaliman dan kefasikannya. Tetapi rakyat ikut menanggung dosa juga bila mereka tetap rela atas kezaliman dan kefasikan pemimpin tersebut, apalagi kemudian mematuhinya. Sehingga Allah melarang seorang beriman untuk mentaati siapapun dan apapun tanpa ilmu dan kesadaran akan mana yang benar dan mana yang batil.

وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ

وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا

"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya." (QS Al-Israa 36)

Namun suatu hal yang memang Nabi shollallahu 'alaih wa sallam juga anjurkan ialah agar ummat jangan berfikiran untuk memeranginya selagi si pemimpin tersebut masih sholat. Menarik untuk diperhatikan ialah pandangan Imam Nawawi mengomentari potongan hadits ini "Apakah kami perangi mereka?" Nabi shollallahu 'alaih wa sallambersabda: "Tidak, selagi mereka masih sholat." Beliau menulis sebagai berikut:

وَأَمَّا قَوْله : ( أَفَلَا نُقَاتِلهُمْ ؟ قَالَ : لَا ، مَا صَلَّوْا )

فَفِيهِ مَعْنَى مَا سَبَقَ أَنَّهُ لَا يَجُوز الْخُرُوج عَلَى الْخُلَفَاء

بِمُجَرَّدِ الظُّلْم أَوْ الْفِسْق مَا لَمْ يُغَيِّرُوا شَيْئًا مِنْ قَوَاعِد الْإِسْلَام .

Maknanya ialah tidak dibenarkan keluar dari kepemimpinan khilafah hanya semata berdasarkan kezaliman dan kefasiqan selama para pemimpin itu tidak merubah sesauatupun dari kaedah-kaedah Al-Islam.

Ulama salaf ini dengan jelas sekali menggaris-bawahi bahwa selagi pemimpin masih menegakkan secara formal sistem kekhalifahan dan tidak merubah sesuatupun dari kaedah kaedah ajaran Al-Islam, maka tidak dibenarkan bagi seorang mukmin meninggalkan atau keluar dari kepemimpinan tersebut, walaupun akhlaq pemimpinnya zalim dan fasiq.

Saudaraku, permasalahan kita ummat Islam dewasa ini adalah bahwa bukan saja negeri-negeri Islam dipimpin oleh sebagian besar pemimpin yang berkepribadian zalim dan fasiq, tetapi sudah jelas mereka tidak menegakkan sistem kekhalifahan dan bahkan nyata benar bahwa kaedah-kaedah Islam telah banyak yang dirubah, baik oleh sang pemimpin tertinggi maupun oleh kepemimpinan kolektif kolaborasi lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.

Untuk membuktikan kebenaran sinyalemen di atas tidaklah sulit. Karena dalam realitas keseharian terlalu banyak contoh kasus yang membenarkannya daripada membantahnya. Sungguh benarlah kita dewasa ini sedang menjalani masa fitnah sebagaimana telah disinyalir Rasulullah shollallahu 'alaih wa sallam.

بَادِرُوا فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي

كَافِرًا وَيُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bersegeralah beramal sebelum datangnya fitnah seperti sepenggalan malam yang gelap gulita, seorang laki-laki diwaktu pagi masih mukmin dan diwaktu sore telah kafir, dan diwaktu sore masih beriman dan paginya sudah menjadi kafir, ia menjual agamanya demi kesenangan dunia."(HR Ahmad 8493)

رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا

وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

"Ya Rabb kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir".(QS Al-Baqarah 250)‎ Description: Para Pemimpin Yang Sebaiknya Ditolak
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Para Pemimpin Yang Sebaiknya Ditolak
SelengkapnyaPara Pemimpin Yang Sebaiknya Ditolak

Indonesia-ku Indonesia-mu

Posted by Noer Rachman Hamidi on Wednesday, May 14, 2014

                 
Hari-hari ini kita disibukkan dengan kasak-kusuk koalisi dan capres ini dan itu. Namun tahukah Anda jika semua itu, sesungguhnya sudah ditentukan jauh hari di atas meja para pimpinan imperialis dunia di mana Rotschild dan Rockefeller menjadi anggotanya. Mau bukti?

Apa kabar Indonesia? Hari-hari ini kasak-kusuk partai politik menjelang pemilihan presiden menjadi headline berbagai media massa di negeri ini. Ada yang menjagokan si A, ada pula yang menjagokan si B.  Semuanya beralasan jika jagoannya masing-masing mampu membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik. Seolah-olah negeri bernama Indonesia ini masih sebagai sehelai kertas putih yang belum ditulisi. Seolah-olah negeri bernama Indonesia ini sekarang masih berwujud jabang bayi yang sama sekali belum menangggung beban dan dosa.

Sayangnya, Indonesia di hari ini tidaklah seperti itu. Indonesia di hari ini merupakan suatu negeri paling korup di dunia dengan utang luar negeri mencapai lebih dari 3.000 triliun rupiah(!). Angka ini bertambah setiap harinya.

Indonesia di hari ini bukan lagi negeri yang kaya raya, karena semua kekayaan negeri ini yang sangat luar biasa telah dikuasai oleh korporatokrasi asing, dimana para elit dunia seperti klan Rotschild dan Rockefeller berada di belakangnya.

Indonesia di hari ini miskin. Hanya para pemimpin dan pejabatnya yang kaya raya, sedangkan rakyatnya melarat.

Indonesia di hari ini adalah seorang gadis yang dahulunya sangat cantik rupawan, namun telah diperkosa dengan buas selama puluhan tahun tanpa henti.

Indonesia di hari ini adalah suatu negeri paria, dimana bangsanya menjadi kuli dan orang-orang asing menjadi tuannya.

Tidak ada satu pun manusia di Indonesia yang sanggup dan mampu mengeluarkan negeri ini dari lubang kutukan yang sangat parah seperti ini. Tidak Jokowi, tidak Prabowo, tidak Aburizal Bakrie. Tidak siapa pun.

Banyak kalangan yakin seyakin-yakinnya, hanya perang yang mampu mengubah negeri ini. Entah menjadi lebih baik atau sekalian hancur binasa.

Mengapa Indonesia yang dahulu sangat menggiurkan, bahkan dijuluki sebagai zamrud khatulistiwa, sekeping tanah surga yang dititipkan Tuhan di bumi, dan sebutan membanggakan lainnya, sekarang telah berubah menjadi suatu negeri yang teramat sangat menyedihkan?

Sejarah telah mencatatnya dengan tinta suram. Di tanah ini, iblis dan setan telah memenangkan pertempurannya melawan tentara kebajikan. Walau mungkin untuk sementara.

Indonesia, dulu dan kini

                  "Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari tujuhbelas ribu pulau yang tersebar mulai dari Asia Tenggara hingga Australia. Tigaratus etnis di sana menggunakan lebih dari duaratus limapuluh bahasa. Populasi Muslimnya terbesar jika dibandingkan negara lainnya…"

Kalimat di atas bukan keluar dari seorang Indonesia atau Indonesianis. Bukan pula hapalan anak sekolah dasar yang dicekoki gurunya di dalam kelas. Tapi berasal dari kesaksian seorang bandit ekonomi bernama John Perkins di dalam buku keduanya "The Secret History of The American Empire: Economic Hit Men, Jakals, and The Truth About Global Corruption" (2007) .

Jika kita mencari pandangan orang tentang Indonesia, maka ada ribuan bahkan jutaan pendapat tentang negeri ini. Semuanya mengatakan jika Indonesia negeri yang memiliki segalanya. Alamnya indah dan kaya raya, iklimnya sangat bersahabat, tanahnya sangat subur, penduduknya ramah tamah, dan berbagai keunggulan lainnya. Bahkan Arysio Santos Dos Nunes, profesor fisika nuklir asal Brasil, setelah meneliti tentang legenda Benua Atlantis selama hampir tigapuluh tahun menulis di dalam bukunya jika Indonesia ribuan tahun silam adalah pusat dari benua Atlantis.

Nusantara, nama lain dari Indonesia, sejak ribuan tahun sebelum masehi telah dikenal dunia. Dalam kitab Perjanjian Lama (Surat Raja-Raja I, 9: 26-8 dan 10: 10-3) dikisahkan jika Raja (Nabi) Sulaiman membangun banyak kapal di Ezion-Jeber, dekat Elot di tepi pantai Laut Kolzom, di negeri Edom. Sulaiman mengirim sebuah ekspedisi ke Ofir bersama dengan awak kapal Abu Hiram, kepala arsitek pembangunan Haikal Sulaiman. Ekspedisi itu pulang dari Ofir membawa membawa 420 talenta emas (1 talenta Attica setara dengan 26 pon, talenta attica besar sama dengan 28⅟₄ pon, dan 1 talenta Mesir/Corinthian setara 43⅟₂ pon ). Emas itu langsung diserahkan kepada Sulaiman. Bukan hanya emas, dari Ofir, Abu Hiram—dalam literatur Kabbalah sering disebut Hiram Abif—juga membawa banyak batu mulia dan kayu cendana. Di tahun 945 SM, Raja Sulaiman kembali mengirim ekspedisi untuk mencari emas di Ofir.

Dimanakah Ofir? Ofir merupakan nama sebuah pegunungan yang terletak di selatan Tapanuli dekat dengan Pasaman. Puncak pegunungannya dinamakan Talaman dengan ketinggian sekira 2.190 m, dan puncak lainnya bernama Nilam. Di timur Ophir terdapat Gunung Amas yang sampai sekarang dikenal sarat dengan timbal (Pb), besi (Fe), Belerang (S), dan nikel (Ni).

Selain Ofir, tahun 2.500 Sebelum Masehi, Barus—sebuah perkampungan kecil di pesisir barat Sumatera Tengah—juga telah dikenal hingga ke Mesir. Kerajaan Mesir Kuno melakukan kontak dagang dengan Barus untuk membeli Kapur Wangi (Kapur Barus) sebagai bahan dasar proses pembalseman mumi para raja (Firaun).

Masyarakat dunia sejak ribuan tahun silam telah mengenal Sumatera sebagai Tanah Emas. Sebab itu, pulau ini menyandang nama Swarnadwipa, atau Pulau emas. Banyak sebutan-sebutan lain, semisal dari Yunani, Cina, dan sebagainya yang artinya juga sebagai 'Tanah Emas'. Itu baru dari Sumatera, belum lagi Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Bali, dan lainnya yang masing-masing menyandang nama yang hebat-hebat karena kekayaannya. ‎ Description: Indonesia-ku Indonesia-mu
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Indonesia-ku Indonesia-mu

SelengkapnyaIndonesia-ku Indonesia-mu

Shalat Jama' dan Qashar

Posted by Noer Rachman Hamidi

Shalat yang dilakukan dengan cara dijama' (digabungkan) maupun qashar (dipotong) merupakan keringanan yang diberikan Allah swt kepada hamba-hamba-Nya yang tengah bepergian, disaat hujan, sakit atau uzur sebagaimana di katakan Imam Ahmad dan bagi orang yang memiliki keperluan selama tidak dijadikan sebuah kebiasaan sebagaimana dikatakan oleh Imam Nawawi. (Baca : Shalat Jama' dan Qashar)

Diantara dalil yang menyebutkan disyariatkannya pelaksanaan shalat dengan cara dijama' adalah hadits yang diriwayatkan oleh Malik dari Muadz bahwasanya pada suatu hari Nabi saw pernah mengakhirkan sholat di waktu peperangan Tabuk kemudian berliau saw pergi keluar dan mengerjakan sholat zhuhur dan ashar secara jama'. Setelah itu beliau saw masuk kemudian keluar dan mengerjakan sholat maghrib dan isya secara jama'." Sedangkan dalil untuk sholat dengan cara diqoshor adalah apa yang diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim, Abu Daud dan baihqi dari Yahya bin Yazid, ia berkata,"Aku bertanya kepada Anas bin Malik mengenai mengqoshor sholat. Ia menjawab, Rasulullah saw mengerjakan sholat dua rakaat jika sudah berjalan sejauh tiga mil atau satu farsakh."

Pada dasarnya setiap shalat haruslah dilakukan pada waktunya dan dilarang bagi seorang pun untuk menyia-nyiakan atau mengakhirkannya tanpa adanya suatu alasan yang dibenarkan.

فَخَلَفَ مِن بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا

Artinya : "Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, Maka mereka kelak akan menemui kesesatan." (QS. Maryam : 59)

Hendaklah setiap orang yang ingin berkendaraan dan mengetahui bahwa ia akan terjebak dalam kemacetan untuk memperhatikan waktu-waktu shalatnya. Seorang yang berkendaraan berangkat pada waktu zhuhur dan memperkirakan bahwa dia akan mendapatkan waktu ashar di kendaraannya lalu terjebak didalam kemacetan. Jika dia memiliki kesempatan ditengah kemacetannya itu untuk menghampiri tempat shalat maka hal itu haruslah dilakukannya untuk melaksanakan shalat ashar.

Akan tetapi jika dia memperkirakan sebelum berangkat bahwa kemacetannya akan panjang sehingga dia merasa akan kehilangan waktu shalat asharnya sementara tidak memungkinkan baginya untuk keluar darinya dan mampir ke tempat shalat untuk melakukan shalat ashar maka dibolehkan baginya untuk menjama' shalat zhuhur dan ashar di waktu zhuhur sebelum dirinya berangkat. Dibolehkan bagi seseorang menjama' shalatnya disebabkan adanya keperluan, sebagaimana dikatakan Imam Nawawi, Ibnu Sirin dan Asuhab dari golongan Maliki. Menurut al Khottobi bahwa ini juga pendapat dari Qoffal dan asy Syasyil Kabir dari golongan Syafi'i juga dari Ishaq Marwazi dan dari jama'ah ahli hadits.

Dalam keadaan seperti ini ukuran jarak tidaklah menjadi pertimbangan karena diperbolehkan bagi seseorang menjama' shalat di tempat tinggalnya berdasarkan apa yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ibnu Abbas katanya; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah shalat zhuhur dan ashar semuanya, dan antara maghrib dan isya' semuanya bukan karena ketakutan dan tidak pula ketika safar."

Demikian halnya dengan pertanyaan anda ketika seorang yang berdomisili Jakarta akan bepergian ke Bandung, apakah Sholat Jama'nya bisa diawalkan (dilakukan di Jakarta, sebelum berangkat) ? maka berdasarkan riwayat Ibnu Abbas hal itu—menjama' shalat zhuhur dan ashar di tempat tinggalnya (Jakarta)—bisa dilakukan. Namun tidak dibolehkan baginya untuk mengqashar (memotong) kedua shalat itu masing-masing menjadi dua rakaat karena saat itu dirinya belumlah melakukan suatu perjalanan.

Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa qashar shalat hanya disebabkan oleh safar (bepergian) dan tidak diperbolehkan bagi orang yang tidak safar. Adapun jama' shalat disebabkan adanya keperluan dan uzur. Apabila seseorang membutuhkannya (adanya seuatu keperluan) maka dibolehkan baginya melakukan jama' shalat dalam suatu perjalanan jarak jauh maupun dekat, demikian pula jama' shalat juga disebabkan hujan atau sejenisnya, juga bagi seorang yang sedang sakit atau sejenisnya atau sebab-sebab lainnya karena tujuan dari itu semua adalah mengangkat kesulitan yang dihadapi umatnya." (Majmu' al Fatawa juz XXII hal 293)

Dari penjelasan Syeikhul Islam diatas bisa kita katakan bahwa tidak setiap shalat jama' harus diikuti oleh qashar, seperti contoh diatas atau seorang yang melakukan shalat dikarenakan hujan maka dirinya dibolehkan melakukan jama' tidak qashar.

Wallahu A'lam‎ Description: Shalat Jama' dan Qashar
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Shalat Jama' dan Qashar
SelengkapnyaShalat Jama' dan Qashar