Bila kita hanya mengandalkan kecerdasan dan pengalaman kita, bisa jadi perbuatan yang kita kira baik itu justru berdampak buruk bagi orang lain. Ketika orang-orang super kaya bersama dengan perusahaan-perusahaan benih dunia membuat Doomsday Seed Fault di laut Barent dekat kutub utara – untuk konon katanya mengamankan benih dunia ketika 'kiamat' tiba ! – yang terjadi malah hampir satu milyar orang kelaparan sebelum 'kiamat' itu tiba.
Sebaliknya, hal kecil - sederhana yang kita lakukan dengan mengikuti petunjukNya atau mengikuti contoh-contoh NabiNya – bisa jadi tersimpan di dalamnya hikmah yang sangat besar – baik hikmah itu kita ketahui atapun belum/tidak kita ketahui.
Misalnya syariat ber-Qurban yang akan rame-rame kita lakukan dalam sepekan yang akan datang. Siapa yang memberi contoh ?, yang memberi contoh adalah Nabi Ibrahim 'Alaihi Salam dan Putranya 'Ismail 'Alaihi salam. Apa yang dicontohkannya ? menyembelih seekor sembelihan yang besar. Para ahli tafsir menyebutkan bahwa yang disebut sembelihan yang besar itu adalah domba atau gibas yang besar dan sempurna (QS 37:107).
Lalu manusia sekarang berfikir ekonomis dan manfaat jangka pendek menurut logikanya sendiri – yang terbatas, yaitu ada paham menyembelih sapi lebih baik karena dagingnya banyak – banyak masyarakat yang bisa menikmati daging pada hari itu.
Meskipun tidak ada yang melarangnya dan berqurban dengan sapi, unta, kerbau dan lain sebagainya semuanya baik – yang tidak baik hanyalah yang tidak berqurban ! tetapi alangkah baiknya lagi kalau kita bisa mencontoh sedekat mungkin dengan contoh aslinya – yaitu menyembelih domba atau gibas yang besar.
Dagingnya tentu tidak sebanyak sapi, tetapi dampak pada dimensi-dimensi lainnya yang insyaAllah sangat luas. Bila qurban-qurban kita kembali ke domba, maka masyarakat akan rame-rame memelihara domba. Apalagi ketika domba-domba ini digembala juga dalam rangka mengikuti perintahNya (QS 20 :54), ketaatan yang satu melahirkan ketaatan berikutnya, manfaat yang satu menggerakkan manfaat berikutnya.
Akibat domba-domba yang digembalakan di tempat-tempat yang juga ditunjukanNya (QS 16:10), maka negeri ini akan menjadi negeri kebun-kebun buah dari segala macam buah-buahan yang ada (QS 16:11). Negeri yang seperti ini dipuji Allah sebagai negeri yang baik – Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafuur (QS 34;15).
Negeri yang baik, mampu memberi makan cukup bagi rakyatnya – kita tidak perlu lagi impor buah malah meng-ekspornya, kita-pun tidak perlu lagi impor daging dan susu. Daging domba ini adalah daging yang sekarang disebut the world healthiest food sebagai makanan tersehat didunia, mereka menyebut khusus the grass-fed-lamb yaitu daging domba yang diberi makan rumput (digembala di rerumputan !).
Susu domba selain menjadi minuman yang bersih dan mudah diminum (QS 16:66 ), juga sangat efektif untuk berbagai pengobatan penyakit. Tidak perlu industri farmasi yang canggih-canggih untuk ini, tinggal mengumpulkan dan mengemasnya secara baik saja – sudah akan menjadi industri obat-obatan yang tidak kalah dengan industri obat-obatan milik kapitalis yang telah menjadikan obat sangat mahal.
Ketika domba semakin banyak, ada potensi industri baru yaitu industri pakaian dari kulit atau bulu domba. Bahkan pakaian dari kulit dan bulu domba inipun ada di petunjukNya yaitu di surat An-Nahl 80-81. Kita bisa menjadi produsen dan eksportir pakaian terbaik dunia, tidak seperti sekarang kita menjadi importer untuk pakaian yang sebenarnya tidak begitu bermutu.
Dari contoh kecil dan sederhana yaitu mengembalikan qurban sedekat mungkin dengan contoh aslinya ini saja – kita insyaAllah sudah bisa menggerakkan seluruh dimensi kemakmuran yang ada. Keturunan kita akan lebih baik, alam kita akan lebih baik, lapangan pekerjaan terbuka luas, demikian pula dengan potensi ekonomi riil dalam negeri yang bisa digarap oleh masyarakat luas.
Barangkali dampak yang begitu luas dalam pertumbuhan yang berkelanjutan inilah maka domba juga disebut sebagai harta muslim terbaik dalam hadits shahih berikut : "Waktunya akan datang bahwa harta muslim yang terbaik adalah domba yang digembala di puncak gunung dan tempat jatuhnya hujan. Dengan membawa agamanya dia lari dari beberapa fitnah (kemungkaran atau pertikaian sesama muslim)". (H.R. Bukhari)
Maka yang kita perlu lakukan di usia yang terbatas dan kemampuan juga terbatas ini adalah bagaimana kita mengerjakkan saja perintah-perintahNya dan menjauhi apa-apa yang dilarangNya, maka kita insyaAllah akan semakin dekat dengan takwa – dan orang bertakwa dijanjikan rezeki yang tanpa batas atau tanpa dhihitung ( QS 3:27 ;24:38; 40:40), dan dari sumber yang tidak disangka-sangka (QS 65:3) ! InsyaAllah. Description: Kurban dengan Domba, Kambing ataukah Sapi..?
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Kurban dengan Domba, Kambing ataukah Sapi..?
0 comments... Baca dulu, baru komentar
Post a Comment